KOMPAS.com - Gerhana Matahari adalah salah satu fenomena astronomi yang kerap dinanti.
Secara historis, gerhana sering kali dianggap sebagai pertanda peristiwa tertentu, mitos, hingga legenda.
Gerhana Matahari total termasuk fenomena astronomi yang jarang terjadi dan hanya terlihat di sebagian wilayah.
Bahkan, banyak orang rela melakukan perjalanan ribuan kilometer untuk melihat peristiwa langka itu.
Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan adanya klaim bahwa dunia akan menghadapi kegelapan total pada 2 Agustus 2025, karena gerhana Matahari total langka.
Peristiwa ini disebut akan terjadi lagi dalam seratus tahun.
Namun, benarkah gerhana Matahari total akan terjadi besok, Sabtu (2/8/2025)?
Baca juga: Bukan Gerhana Matahari Total, Ini 5 Fenomena Langit pada Agustus 2025
Dikutip dari Times of India, Jumat (1/8/2025), Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) serta sejumlah astronom terkemuka membantah rumor yang menyebut akan terjadi gerhana matahari total pada 2 Agustus 2025.
Mereka mengonfirmasi, gerhana Matahari total akan terjadi pada 2 Agustus 2027, bukan tahun ini.
Fenomena astronomi tersebut dijuluki sebagai "gerhana abad ini" karena rekor durasinya.
Gerhana ini diperkirakan akan menarik perhatian masyarakat luas karena berlangsung selama lebih dari enam menit dan memiliki jalur pandang yang relatif lebar.
NASA menilai, klaim yang beredar merupakan bentuk misinformasi yang kemungkinan besar berasal dari kebingungan antara beberapa peristiwa gerhana Matahari.
Sementara, secara ilmiah, klaim bahwa seluruh Bumi akan gelap gulita pada waktu yang sama adalah hal mustahil.
Baca juga: Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2027 Sebabkan Bumi Gelap Selama 6 Menit, Ini Penjelasan BRIN
Fenomena gerhana Matahari terdekat terjadi pada 21 September 2025), yakni gerhana Matahari sebagian.
Dalam peristiwa tersebut, bulan hanya akan menutupi sebagian Matahari, sehingga akan tampak seperti sabit dan langit tidak akan menjadi gelap sepenuhnya.