KOMPAS.com – Lima jurnalis Al Jazeera tewas dalam serangan Israel secara terarah terhadap tenda yang menampung para jurnalis di Kota Gaza.
Serangan yang terjadi di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza, pada Minggu (10/8/2025) itu menewaskan total tujuh orang dengan lima di antaranya merupakan jurnalis Al Jazeera.
Dari kelima jurnalis yang tewas, ada nama Anas al-Sharif. Ia telah telah dikenal luas terus memberitakan situasi di Jalur Gaza selama serangan Israel.
Selain Anas al-Sharif, jurnalis Al Jazeera lainnya yang tewas akibat serangan Israel kali ini yakni Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa.
Baca juga: Kisah Suleiman Obeid, Pele Palestina yang Ditembak Tentara Israel saat Menunggu Bantuan
Sebelum tewas, Anas al-Sharif diketahui sempat menulis di akun media sosial X miliknya, bahwa Israel melancarkan pengeboman intens dan terkonsentrasi, atau yang disebut sebagai “sabuk api”, di wilayah timur dan selatan Kota Gaza.
Dalam video terakhirnya, terdengar dentuman keras serangan rudal Israel. Kilatan cahaya jingga dari ledakan rudal tersebut terlihat menerangi langit malam yang gelap.
Sebelumnya, pada Minggu (6/4/2025), ia sempat menulis pesan yang diminta untuk dipublikasikan jika dirinya meninggal.
Dalam pesan itu, al-Sharif mengungkapkan rasa sakit yang mendalam, kesedihan, dan kehilangan yang terus berulang.
“Bahkan tubuh anak-anak dan perempuan kami yang hancur pun tidak menggerakkan hati kalian atau menghentikan pembantaian yang telah dialami rakyat kami selama lebih dari satu setengah tahun. Meskipun demikian, saya tidak pernah ragu menyampaikan kebenaran apa adanya, tanpa distorsi atau manipulasi, dengan harapan Tuhan akan menyaksikan mereka yang tetap diam, mereka yang menerima pembunuhan kami, dan mereka yang mencekik napas kami,” tulisnya, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Senin (11/8/2025).
Ia juga menuturkan kesedihannya karena harus meninggalkan istrinya, Bayan, serta tidak dapat melihat putranya, Salah, dan putrinya, Sham, tumbuh dewasa.
Baca juga: Sederet Pemimpin Dunia Bereaksi terhadap Rencana Israel yang Ingin Ambil Alih Gaza, Ini Kata Mereka
Koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud, yang bekerja untuk saluran berbahasa Inggris, berada hanya satu blok dari lokasi kejadian saat serangan terjadi.
Ia menyebut, kematian Anas al-Sharif sebagai hal tersulit yang harus ia laporkan selama 22 bulan terakhir perang berlangsung.
“Para reporter ini dibunuh karena liputan tanpa henti mereka mengenai kelaparan dan kekurangan gizi yang dialami warga Palestina di Gaza. Mereka dibunuh karena menyampaikan kebenaran tentang kejahatan ini kepada semua orang,” katanya.
Baca juga: Cerita Korban Selamat dari Serangan Pager di Lebanon oleh Israel, Apa Kata Mereka?
Sementara itu, dilansir dari AFP, Militer Israel menyatakan telah menyerang seorang koresponden Al Jazeera di Gaza dan menydingnya sebagai teroris yang menyamar sebagai jurnalis.
“Baru saja, di Kota Gaza, IDF menyerang Anas Al-Sharif, yang menyamar sebagai jurnalis untuk jaringan Al Jazeera. Anas Al-Sharif menjabat sebagai kepala sel teroris di organisasi teroris Hamas dan bertanggung jawab atas peluncuran serangan roket terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF,” tulis pernyataan militer di Telegram.