KOMPAS.com - Mengontrak atau menyewa rumah kini menjadi solusi bagi sebagian orang setelah melihat realita harga hunian di Indonesia yang semakin tak masuk akal.
Data BestBrokers pada 2024 menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan harga rumah yang paling tidak terjangkau.
Satu rumah di Indonesia rata-rata mencapai 1.111 dollar Amerika per meter persegi atau sekitar Rp Rp 18,3 juta per meter.
Nominal tersebut tidak sebanding dengan gaji tahunan penduduk di Indonesia yang rata-rata hanya 2.300 dollar AS, setara dengan Rp 37,8 juta per tahun.
Artinya, hampir setengah dari penghasilan setahun pekerja di Indonesia habis untuk membeli tanah satu meter.
Tak cuma tanah, membeli rumah melalui kredit pemilikan rumah atau KPR juga semakin sulit untuk masyarakat kelas menengah dan kelas bawah.
Apalagi di tengah ekonomi Indonesia yang saat ini tengah mengalami pelemahan daya beli.
Data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) Bank Indonesia menunjukkan, pertumbuhan kredit properti melambat sejak September 2024.
Pengamat perbankan Moch Amin Nurdin menduga, masyarakat kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas cenderung lebih memprioritaskan menggunakan uangnya untuk kebutuhan lain selain KPR.
Lantas, di tengah kondisi ekonomi Indonesia saat ini, apakah menyewa rumah bisa menjadi solusi?
Baca juga: Gaji dan Tunjangan Anggota DPR RI 2025, Ada Tambahan Insentif Rumah Rp 50 Juta
Perencana keuangan Andy Nugroho menyampaikan, pilihan menyewa dan membeli rumah bisa ditentukan berdasarkan pada kemampuan finansial masing-masing individu.
Menurut dia, baik menyewa atau membeli rumah sama-sama memiliki keuntungan dan kerugian.
"Bila dananya unlimited dan tidak ada issue finansial, membeli rumah dengan cara cash adalah yang paling hemat untuk jangka panjangnya," kata Andy saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (20/8/2025).
Namun, jika penghasilan terbatas tapi ada dana yang bisa digunakan untuk pembayaran pertama, masyarakat bisa membeli rumah dengan cara kredit.
Dengan asumsi harga rumah saat ini adalah Rp 300 juta, seseorang perlu menyediakan uang muka dan pembayaran pertamanya sekitar 20 persen dari harga rumah, yakni sekitar Rp 60 juta.