Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Kenaikan Tunjangan DPR Rp 50 Juta Bermasalah, Kenapa?

Kompas.com - 21/08/2025, 12:15 WIB
Intan Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Gaji serta tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tengah menuai sorotan publik belakangan ini.

Isu ini mencuat setelah rencana kenaikan tunjangan rumah disebut mencapai Rp 50 juta per bulan. Jika digabung dengan gaji pokok serta tunjangan lain, total pendapatan anggota DPR bisa melampaui Rp 100 juta setiap bulan.

Baca juga: Alasan DPR Pilih Beri Tunjangan Rp 50 Juta daripada Rumah Dinas

Perbincangan soal tunjangan ini ramai dibicarakan di media sosial, termasuk di platform X, misalnya lewat unggahan akun @txtdarijkt yang terus menuai respons warganet.

Lantas, apa yang dipersoalkan dari kenaikan tunjangan rumah DPR, dan mengapa publik bereaksi begitu keras?

Kenapa kenaikan tunjangan rumah anggota DPR dianggap bermasalah?

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menyatakan, kenaikan tunjangan rumah anggota DPR bermasalah dari segi penyampaiannya.

Menurutnya, kenaikan tunjangan rumah bagi anggota DPR wajar karena sudah lama tidak naik.

"Kalau dari saya sih melihatnya pertama memang mengenai mengenai kenaikan itu sebenarnya kan wajar. Kan sudah lama dia juga tidak naik," ujar Trubus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/8/2025). 

Meskipun wajar, cara DPR menyampaikan rencana ini kepada publik kurang tepat. 

Sebelum diputuskan naik, seharusnya pimpinan DPR dan alat kelengkapan dewan (AKD) melakukan sosialisasi dulu untuk memperkirakan respons masyarakat. 

"Cuman memang masalahnya dikomunikasi publiknya. Jadi artinya ketika mau dilakukan harusnya ada semacam konsul dialog publik dulu," ujar Trubus. 

Baca juga: Daftar Tunjangan Anggota DPR yang Alami Kenaikan: Rumah Rp 50 Juta, Beras Rp 12 Juta

"Jadinya harus dibicarakan dengan tingkat ini dulu, tingkat capil-capilnya dia punya konstituen. Nah, dan itu kemudian dari konstituen itu kemudian dilakukan pertemuan antar forum antar fraksi misalnya. Kan seperti itu," sambungnya. 

Trubus menambahkan, jika seperti yang sudah terjadi seperti sekarang ini rencana kenaikan tunjangan anggota DPR seolah dilakukan secara mendadak tanpa mempertimbangkan publik terlebih dulu. 

Apa solusi untuk hunian anggota DPR?

Terkait tunjangan rumah, Trubus menyampaikan bahwa sebenarnya anggota dewan sudah memiliki rumah dinas. 

Meskipun tidak menampik bahwa beberapa rumah ada yang rusak, ia berpendapat sebaikan anggota dewan menempati yang sudah ada dulu. 

"Sebenarnya kalau mengenai dengan rumah, ini kan rumah anggota dewan 580 itu sebenarnya kan ada semua. Cuman kan ada yang rusak memang," papar Trubus.

"Maksud saya apa enggak sebaiknya sambil menunggu situasi sudah kondusif nanti, itu sementara ini ditempatin aja rumah ini?" sambungnya. 

Jika masih ada yang bisa ditempati, maka anggota dewan dapat tinggal di sana. Sementara bagi yang rumahnya rusak bisa mengajukan renovasi. 

Sementara rumah yang rusak-rusak itu direnovasi dan anggota dewan yang belum mendapat rumah dinas dapat dicarikan kontrakan selama tiga bulan. 

Selagi anggota dewan menempati rumah sewaan, pemerintah bisa merenovasi rumah-rumah tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Sepak Terjang Budi Gunawan, Menko Polkam yang Kena Reshuffle Hari Ini
Sepak Terjang Budi Gunawan, Menko Polkam yang Kena Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau