KOMPAS.com - Kata “maaf” terdengar sederhana, tetapi butuh keberanian besar untuk benar-benar mengucapkannya.
Permintaan maaf kerap menjadi jalan terbaik untuk memperbaiki kesalahan. Namun, dewasa ini, kata maaf sering kali hanya diucapkan sebatas formalitas, sekadar menghindari sanksi sosial.
Akibatnya, permintaan maaf terasa kosong dan kehilangan maknanya.
Lantas, bagaimana cara membedakan permintaan maaf yang tulus dengan yang sekadar basa-basi?
Baca juga: Seandainya Pejabat Legawa Minta Maaf Lebih Awal...
Psikolog Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal, menjelaskan berdasarkan teori keterpaksaan dan keaslian emosi, permintaan maaf yang tulus biasanya datang dari rasa penyesalan yang otentik.
Sayangnya, tidak semua orang memiliki rasa penyesalan tersebut.
"Permintaan maaf pejabat misalnya, sering kali dicurigai sebagai langkah pragmatis atau terpaksa. Publik tidak hanya melihat apa yang diucapkan, tetapi juga menginterpretasi niat di baliknya," kata dia, saat dimintai pandangan Kompas.com, Senin (1/9/2025).
Untuk membedakannya, Danti membagikan tips membedakan permintaan maaf yang tulus atau tidak.
Dia menjelaskan, permintaan maaf yang tidak tulus biasanya bisa dengan mudah dikenali melalui analisis non-verbal atau verbal.
Baca juga: Ketika Polisi di Jepang Membungkuk Minta Maaf di Depan Makam Korban Salah Tangkap...
Berikut ini tanda permintaan maaf seseorang tidak tulus:
Senyum tipis atau mata yang terlihat kosong saat mengucapkan kata maaf bisa menjadi pertanda bahwa permintaan maaf itu tidak disampaikan sepenuh hati.
Gerak-gerik seperti menyilangkan tangan atau menjauh dari kamera saat menyampaikan kata maaf menunjukkan bahwa seseorang melakukan hal itu secara terpaksa.
Diksi yang digunakan saat menyampaikan permintaan maaf bisa menunjukkan tulus atau tidaknya permintaan maaf tersebut.
Misalnya, penggunaan kata-kata tidak langsung dengan mengatakan "Saya menyesal jika ada yang tersinggung" alih-alih "Saya menyesal telah berbuat salah."
Baca juga: Ketum PBNU Minta Maaf Usai Undang Peter Berkowitz, Mengaku Khilaf
Seseorang yang menyampaikan permintaan maaf tetapi menyalahkan seseorang menandakan bahwa ungkapan itu tidak disampaikan dengan tulus.