Justin Timberlake sebagai Sean Parker mengenakan jas khusus rancangan Armani. Kostum ini dibuat sesuai kebiasaan Parker yang di dunia nyata juga pelanggan setia Armani.
Label “Giorgio Armani for Sean Parker” dijahit di bagian dalam saku, menambah nuansa personal yang jarang ditemukan dalam kostum film lain.
Desainer kostum Sandy Powell mengakses arsip Armani untuk nuansa 1990-an. Leonardo DiCaprio sebagai Jordan Belfort mengenakan dua setelan asli Armani: abu-abu muda dan biru tua.
Keduanya menegaskan gaya “power suit” yang identik dengan kapitalisme agresif era tersebut, sekaligus memperlihatkan pengaruh Armani dalam mode bisnis global.
Baca juga: Mengenang Desainer Barli Asmara dan Karya-karyanya...
Brad Pitt, sebagai Aldo Raine, mengenakan dinner jacket gading rancangan Armani pada adegan klimaks.
Lengkap dengan bunga anyelir merah, dasi kupu-kupu hitam, dan kancing mutiara, kostum ini menjadi kontras tajam dari seragam lusuh Raine sebelumnya.
Armani merancang wardrobe futuristik untuk Jodie Foster sebagai Jessica Delacourt, pejabat tinggi stasiun luar angkasa.
Kostum berupa jas abu-abu tegas, gaun shift, dan skirt suit dengan potongan minimalis mencerminkan karakter dingin dan ambisius Delacourt.
Jessica Chastain tampil dengan sheath dress bernuansa berry, blus sutra, hingga mantel putih berbahu lebar dan pinggang ramping.
Wardrobe ini memperkuat peran Anna Morales sebagai sosok berkuasa di balik bisnis keluarga, menonjolkan nuansa 1980-an yang tegas.
Baca juga: Profil Virgil Abloh, Desainer Ternama yang Meninggal akibat Kanker
Keterlibatan Armani di sinema lebih dari sekadar penyedia busana. Ia membantu membentuk identitas karakter melalui pakaian.
Dari pria elegan di American Gigolo, miliarder Bruce Wayne, hingga mafia di Goodfellas, rancangan Armani menghadirkan kesan otentik yang kuat.
Armani juga menjadikan Hollywood sebagai panggung global bagi mereknya. Setelah sukses di American Gigolo, jas Armani menjadi simbol gaya hidup urban modern.
"Elegance, he argued, meant simplicity," merangkum prinsip desain yang ia pegang sepanjang karier.
Meninggalnya Giorgio Armani menutup satu era penting dalam sejarah mode dan film.
"Ia bekerja hingga akhir hayatnya, mendedikasikan diri untuk perusahaan, koleksi, serta berbagai proyek yang sedang dan akan berjalan," kata pernyataan resmi Armani Group, dikutip dari Reuters, Kamis (4/9/2025).
Namun, warisannya tetap hidup dalam arsip Armani Group, di Milan sebagai pusat mode, serta dalam jejak visual yang sudah melekat di perfilman dunia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini