JAKARTA, KOMPAS.com - Rutin berolahraga membantu mencegah penyakit jantung, terutama jika dibarengi dengan menjaga pola makan bergizi seimbang. Lantas, apa saja jenis olahraga terbaik untuk kesehatan jantung?
“Sekarang lagi tren ‘anything is better than nothing’ (apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali),” kata dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP(K) di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (24/9/2025).
Baca juga:
Rutin olahraga bantu cegah penyakit jantung. Menurut dokter, apa pun olahraga yang kamu lakukan lebih baik daripada tidak sama sekali.Jika masyarakat diimbau untuk harus berlari sebanyak lima kali dalam seminggu, dengan intensitas sedang dan durasi 30 menit, dr. Aditya mengatakan, mereka bakal keburu malas.
Orang yang dari awal sudah malas berolahraga bakal menjadi lebih malas, dan mungkin menjadi sepenuhnya menghindari berolahraga.
“Orang yang malas gerak, begitu disuruh olahraga lima kali seminggu, sudah stres duluan. Jadi anything is better, olahraga seminggu sekali lebih baik daripada enggak sama sekali, dan dua kali seminggu lebih baik daripada enggak sama sekali,” jelas dr. Aditya.
dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP(K) saat ditemui di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, Jakarta Barat, Rabu (24/9/2025).Olahraga pun bisa diambil dari hobi. Jika kamu hobi berenang, jadikanlah sebagai olahraga yang rutin dilakukan. Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk bersepeda atau berlari, misalnya, karena orang lain melakukannya.
Begitu pula dengan bersepeda dan bermain bowling. Untuk kegiatan terakhir, dr. Aditya menganggapnya sebagai olahraga karena bola bowling cukup berat, dan pemain juga banyak bergerak.
“Setidaknya akan lebih baik daripada cuma rebahan sambil scrolling media sosial saja. Sekurang-kurangnya berolahraga, mending kita main bowling. Jadi, anything is better,” kata dr. Aditya.
Baca juga:
Rutin olahraga bantu cegah penyakit jantung. Menurut dokter, apa pun olahraga yang kamu lakukan lebih baik daripada tidak sama sekali.Jika sudah terbiasa berolahraga ringan, apa pun itu jenisnya, dr. Aditya mengimbau agar kamu meningkatkan intensitasnya.
Untuk olahraga lari, misalnya, tingkatkan kecepatannya secara perlahan alih-alih langsung ikut maraton, apabila kamu terbiasa joging. Langkah ini untuk membiasakan tubuh agar nantinya bisa berlari dengan lebih cepat.
“Kalau suka strength training, mungkin (angkat beban) tiga kilogram dulu awalnya, yang penting kuat dulu. Lalu dirutinin, lama-lama ditingkatkan. Squat juga, kalau enggak bisa 30 kali bisa 10 kai dulu. Push up enggak bisa 20 kali, ya lima kali dulu,” tutur dr. Aditya.