JAKARTA, KOMPAS.com - Penyedia layanan buy now pay later (BNPL) PT Akulaku Finance Indonesia mengatakan, industri perbankan saat ini mulai masuk ke bisnis paylater.
Hal ini ternyata menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan pembiayaan yang menyediakan produk paylater.
Direktur Keuangan Akulaku Finance Aan Setiawandi mengatakan, perbankan masuk ke bisnis paylater dengan beberapa pertimbangan.
Baca juga: Penyaluran Pembiayaan Paylater Multifinance Rp 7,12 Triliun Per Januari 2025
Pertama, penetrasi pasar produk paylater masih tergolong rendah. Hal ini berarti, kesempatan untuk menggarap bisnis ini masih besar.
Di sisi lain, imbal hasil dari produk paylater ini dinilai lebih tinggi dibandingkan produk bank lainnya. Faktor-faktor tersebut membuat banyak perbankan menjajal masuk ke industri BNPL ini.
"Itu akan menjadi tantangan buat kami pemain perusahaan pembiayaan, di mana kami secara cost of fund (biaya dana) lebih tinggi daripada bank. Itu yang jadi pressure buat kami," kata dia dalam Media Gathering dan Iftar Bersama Akulaku Finance, Senin (17/3/2025).
Ia menambahkan, pada dasarnya pemain paylater digerakkan oleh pasar yang ada dalam ekosistemnya.
Baca juga: Utang Masyarakat di Paylater Perbankan Tembus Rp 22,57 Triliun
"Secara peta persaingan, sebagain besar di-drive oleh captive market," imbuh dia.
Pria yang karib disapa Wandi tersebut menyebut, untuk menghadapi persaingan tersebut, pihaknya akan fokus pada dua hal yakni produk segmen dan segmen konsumennya.
Ia menceritakan, saat ini Akulaku lebih banyak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan ticket size atau besar pembiayaan di bawah Rp 500.000. Hal ini membuat Akulaku memiliki pasar yang relatif lebih besar.