Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Aliman Shahmi
Dosen

Dosen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mahmud Yunus Batusangkar

Dari Dapur Restoran ke Meja Krisis

Kompas.com - 03/06/2025, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM bayang-bayang gemerlap lampu restoran dan aroma kuliner yang menggoda, tersembunyi kenyataan getir yang kini mencuat ke permukaan: industri restoran Indonesia tengah menghadapi tekanan akut yang mengancam kelangsungan hidupnya.

Data terkini dari PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) mengungkap realitas yang mengejutkan—tidak ada rekrutmen baru, program magang dihentikan, dan restoran “seperti mati”.

Kondisi ini tidak hanya mencerminkan kemerosotan ekonomi mikro dalam satu sektor, tetapi juga memperlihatkan betapa rentannya fondasi bisnis berbasis layanan tatap muka ketika menghadapi tekanan ekonomi struktural dan kebijakan makro yang berubah drastis.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan yang mendesak: apakah ini sekadar krisis siklikal yang akan berlalu dengan pemulihan ekonomi, atau justru merupakan gejala dari pergeseran struktural dalam lanskap bisnis makanan dan minuman (F&B)?

Untuk menjawabnya, kita perlu menggali lebih dalam realitas ekonomi, perubahan preferensi konsumen, serta respons dari dua wajah utama industri kuliner Indonesia: restoran tradisional dan manufaktur makanan/minuman olahan.

Baca juga: Stimulus Ekonomi Juni 2025: Suntikan Adrenalin atau Sekadar Analgesik Jangka Pendek?

Wajah suram restoran: Krisis yang nyata dan terfragmentasi

Analisis sektor restoran menunjukkan tekanan multidimensi. Dari sisi permintaan, pelemahan daya beli akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan indeks ekspektasi konsumen menggerus pengeluaran masyarakat pada layanan makan di luar rumah.

Bahkan, ketika Indeks Keyakinan Konsumen masih tergolong optimistis, penurunan spesifik pada pengeluaran diskresioner menandakan kehati-hatian publik untuk belanja kuliner non-esensial.

Di sisi penawaran, lonjakan biaya operasional menjadi tantangan besar. Kenaikan tarif air (71 persen), harga gas (20 persen), dan upah minimum (9 persen) secara bersamaan menekan margin laba.

Ketidakmampuan restoran untuk menaikkan harga tanpa kehilangan pelanggan menyebabkan fenomena "perang harga diam-diam," yang justru semakin menggerus profitabilitas.

Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah melalui Inpres No. 1 Tahun 2025 memperparah situasi, dengan membatalkan banyak acara MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) yang selama ini menjadi sumber pendapatan utama restoran di kota-kota besar dan daerah pariwisata.

Tak hanya itu, dampak terhadap ketenagakerjaan juga mengkhawatirkan. PHK massal, penghentian magang, dan minimnya lowongan kerja menggambarkan dampak sosial-ekonomi yang luas.

Baca juga: Nexus akan Menyingkirkan QRIS?

 

Meski data Jobstreet menunjukkan masih adanya lowongan untuk posisi spesialis seperti chef dan manajer, itu pun sangat terbatas dan terkonsentrasi pada segmen premium.

Artinya, krisis ketenagakerjaan paling parah menimpa pekerja operasional dasar dan lulusan baru yang mencari pengalaman magang—segmen terbesar dalam rantai pasok tenaga kerja restoran.

Mamin olahan: Bertahan di tengah badai

Sementara restoran tampak terpuruk, industri makanan dan minuman (mamin) dalam cakupan yang lebih luas—khususnya sektor manufaktur dan produk olahan—menunjukkan ketahanan yang relatif lebih baik.

GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia) semula optimistis menargetkan pertumbuhan industri mamin sebesar 6 persen pada 2025.

Halaman:


Terkini Lainnya
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
InJourney Hospitality Group Salurkan Hewan Kurban Idul Adha
Ekbis
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Bupati Raja Ampat: Masyarakat Tak Mau Tambang Nikel PT Gag Ditutup ...
Ekbis
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Meski Kantongi Izin Resmi, Bahlil Perketat Pengawasan 5 Perusahaan Tambang di Raja Ampat
Ekbis
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
OJK: Buron Kasus Investree Adrian Gunadi Ada di Qatar
Ekbis
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
7.000 Pekerjanya Kena PHK, P&G Tak Kebal Efek Tarif Trump
Ekbis
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban  hingga ke Pelosok
Peringati Idul Adha 1446 H, Pertamina Hulu Salurkan Ribuan Hewan Kurban hingga ke Pelosok
Ekbis
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Disney Lakukan PHK, Ratusan Karyawan Bagian Film, Televisi dan Keuangan Terdampak
Ekbis
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Cara Pesan SR022 via wondr by BNI, Bisa Dapat Cashback hingga Rp 15 Juta
Ekbis
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi 'Angin Segar' di Semester II 2025
LQ45 Masih Tertekan, Stimulus Ekonomi dan Dividen Jadi "Angin Segar" di Semester II 2025
Cuan
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Perusahaan Tambang di Pulau Gag Raja Ampat Dapat Keistimewaan Khusus
Energi
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
BSU Juni-Juli 2025 Cair, Simak Cara Cek dan Kriterianya
Ekbis
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Mentan Geram Ada Oknum yang Manipulasi Data Stok Beras, Bakal Ambil Langkah Hukum
Ekbis
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Gubernur Papua Barat Daya Bantah Isu Kerusakan Lingkungan di Pulau Gag: Hoaks, Air Lautnya Biru...
Ekbis
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
6 Mitos soal AI yang Dipatahkan Studi Global, Termasuk Soal Ancaman terhadap Pekerjaan
Ekbis
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
OECD Prediksi Defisit APBN Indonesia Naik tapi Masih Sesuai Batas Aman
Keuangan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau