Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gudang Garam Sudah Setop Beli Tembakau Temanggung Sejak Tahun Lalu?

Kompas.com - 21/06/2025, 14:32 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Akibat penjualan rokok yang terus mengalami penurunan, memaksa PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menghentikan pembelian komoditas tembakau dari ribuan petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Temanggung selama puluhan tahun dikenal sebagai daerah penghasil tembakau besar di Indonesia, sekaligus menjadi penyuplai utama bahan baku industri besar rokok Tanah Air.

Kabarnya, alasan Gudang Garam berhenti menyerap panen tembakau Temanggung, adalah karena stok tembakau yang sudah menumpuk di gudang perusahaan.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) DPC Temanggung, Siyamin, membenarkan bahwa Gudang Garam sudah tidak membeli tembakau petani di daerahnya. Bahkan menurutnya, hal ini sudah terjadi sejak setahun lalu.

"Gudang Garam sudah tidak ambil tembakau dari Temanggung sejak tahun lalu, itu pun petani tidak masalah," ungkap Siyamin dikutip dari KONTAN, Sabtu (21/6/2025).

Baca juga: Saham Gudang Garam: Dulu Rekor Rp 80.000-an, Kini Nyungsep Rp 9.000-an

Ia membeberkan, ada beberapa alasan Gudang Garam berhenti menghentikan pembelian tembakau petani Temanggung. Penyebab pertama adalah stok yang masih melimpah.

Alasan lainnya yakni karena mengalami penurunan omset penjualan rokok. Penyebab terakhir adalah karena tingkat produksinya yang mengalami penurunan.

"Itu beberapa macam versi ya, katanya satu, kan GG (Gudang Garam) mengalami penurunan omzet. Kedua, tingkat penjualan dan produksinya yang rokok itu mengalami penurunan juga," beber Siyamin.

Keterangan dari pihak Gudang Garam itu didapatkannnya saat ia bersama beberapa pejabat Kabupaten Temanggung, termasuk Bupati Temanggung, melakukan kunjungan langsung ke Kediri yang jadi pusat produksi Gudang Garam.

"Nah, sampai kalau sampai hari ini katanya stok tembakau Temanggung masih ada. Ini kemarin mengadakan visit ke Kediri, stoknya masih banyak, itu kan alasan dari pihak pabrikan," jelas Siyamin.

Baca juga: Nasib Saham Gudang Garam, Setahun Lalu Rp 18.550, Kini Rp 9.100

Laba Gudang Garam anjlok

Masih mengutip KONTAN, Gudang Garam memang melaporkan kinerja negatif di sepanjang periode tahun 2024.

Dari laman keterbukaan informasi, GGRM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 980,8 miliar di tahun 2024. Perolehan itu anjlok 81,57 persen dari posisi tahun 2023 sebesar Rp 5,32 triliun.

Sementara itu, pendapatan GGRM tercatat Rp 98,65 triliun di tahun 2024, turun 17,06 persen dari periode tahun 2023 senilai Rp 118,95 triliun. Sementara, biaya pokok pendapatan mencapai Rp 89,27 triliun, turun dari Rp 104,35 triliun.

Dengan begitu, total pendapatan bersih yang dikurangi biaya pokok pendapatan menghasilkan laba bruto sebesar Rp 9,37 triliun, turun dari Rp 14,59 triliun.

Secara rinci, pendapatan GGRM berasal dari pos sigaret kretek mesin di tahun 2024 mencapai Rp 86,62 triliun, sigaret kretek tangan Rp 9,36 triliun, rokok klobot Rp 9,95 miliar, kertas karton Rp 876,14 miliar, konstruksi Rp 1,57 triliun dan lainnya Rp 211,63 miliar.

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
KPPU Dalami Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Jaga Agar Tidak Ada Praktik Monopoli
Ekbis
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ferry Juliantono Jadi Menkop, Pelaku Usaha Ungkap Tugas yang Harus Diprioritaskan
Ekbis
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
IHSG Anjlok, Menkeu Purbaya: Saya Orang Pasar, 15 Tahun Lebih...
Cuan
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Multi Medika Internasional (MMIX) Bakal Bagi Saham Bonus untuk Investor, Simak Rasionya
Ekbis
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Daftar Menteri yang Diganti Prabowo: dari Sri Mulyani hingga Budi Arie
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau