JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meminta pemerintah untuk menambah penempatan dana di bank.
Pasalnya, dana sebesar Rp 55 triliun yang ditempatkan pemerintah dalam bentuk deposito on call pada Jumat (12/9/2025), saat ini sebagian besar telah disalurkan untuk pembiayaan kredit ke sektor padat karya dan UMKM.
Purbaya bilang, Bank Mandiri membutuhkan penempatan dana tambahan untuk disalurkan menjadi kredit ke sektor properti dan otomotif.
"Dari uang yg kita kasih ke mereka 70 persen sudah keserap, sudah tersalurkan. Mungkin mereka minta lagi kalau bisa ada tambahan yang bisa disalurkan ke sektor yang lain mungkin ke properti dan otomotif," ujar Purbaya dikutip dari akun TikTok pribadinya @purbayayudhis, Senin (6/10/2025).
Baca juga: Purbaya Sidak ke Bank Mandiri, Pantau Penyaluran Dana Rp 200 Triliun
Hal ini diungkapkan Purbaya setelah melakukan inspeksi dadakan (sidak) Mandiri Club, Jakarta Selatan pada Senin pagi.
Purbaya optimistis dengan disalurkannya seluruh dana pemerintah ke sektor usaha melalui himpunan bank milik negara (Himbara) dapat meningkatkan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi.
"Kalau saya lihat kreditnya juga tumbuh dari 8 persen sekarang sudah hampir 11 persen data terakhir. Belum penuh satu bulan kan, ini sinyal positif. Artinya kira-kira stimulus saya akan jalan di ekonomi. Jadi saya positif Kuartal IV ekonomi akan tumbuh mungkin di atas 5,5 persen," tuturnya.
Baca juga: Bank Mandiri Salurkan Dana Pemerintah Rp 55 Triliun ke UMKM dan Sektor Padat Karya
Sementara itu, Bank Mandiri mencatat hingga akhir September 2025, dari total dana pemerintah sebesar Rp 55 triliun tersebut sebesar Rp 34,5 triliun atau setara 63 persen telah berhasil disalurkan.
Penyaludan dana ini difokuskan untuk memperkuat industri padat karya yang berorientasi ekspor serta sektor yang langsung bersentuhan dengan masyarakat serta menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah termasuk UMKM.
Melalui pembiayaan ini, Bank Mandiri berkomitmen membantu jutaan pelaku usaha agar terus tumbuh, naik kelas, dan menjadi penopang ekonomi kerakyatan yang tangguh.
Baca juga: Mitigasi Risiko Pengalihan Dana Pemerintah Rp 200 T ke Himbara
Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, tambahan likuiditas ini menjadi katalis penting dalam memperluas fungsi intermediasi perseroan.
“Bank Mandiri optimis dapat menyerap penempatan dana ini secara optimal hingga 100 oersen pada akhir tahun ini dengan prioritas pada sektor dan industri padat karya serta UMKM yang terbukti mampu menjadi penopang kehidupan ekonomi keluarga di berbagai wilayah Indonesia," ujar Novuta dalam keterangan resminya, Senin.
Lebih lanjut Novita menambahkan, Bank Mandiri turut menyalurkan kredit ke sektor-sektor strategis lainnya, antara lain perkebunan dan ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan energi terbarukan, layanan kesehatan, manufaktur, serta kawasan industri.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengalihkan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke Himbara mulai Jumat (12/9/2025).
Pemerintah membagi dana tersebut dengan proporsi masing-masing sebanyak Rp 55 triliun untuk Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Kemudian sebanyak Rp 25 triliun untuk BTN dan Rp 10 triliun untuk BSI.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang