Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aditya Angga
Freelance

Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta

Gaya Koboi Menteri Purbaya: Antara Autentisitas dan Branding Politik

Kompas.com - 08/10/2025, 14:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM politik modern, personal branding menjadi fondasi penting bagi seorang tokoh publik. Ia bukan sekadar pencitraan, melainkan strategi komunikasi untuk membangun citra diri yang konsisten dan bermakna di mata publik.

Melalui personal branding, politisi menampilkan nilai-nilai yang diyakininya sekaligus menciptakan hubungan emosional dengan masyarakat.

Di era digital, setiap ucapan dan gestur mudah menjadi bahan persepsi publik. Karena itu, keberhasilan personal branding bergantung pada konsistensi antara kata, tindakan, dan konteks sosial.

Nama Purbaya Yudhi Sadewa langsung mencuri perhatian publik sejak menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan pada reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto, 8 September 2025.

Belum sehari menjabat, Purbaya memicu kontroversi ketika menyebut tuntutan “17+8 suara rakyat” sebagai suara “sebagian kecil rakyat yang merasa kurang.”

Baca juga: Purbayanomic: Ekonomi Tumbuh 6 Persen dengan Suntikan Rp 200 Triliun?

Kritik pun datang bertubi-tubi. Namun, langkah berikutnya justru menarik: ia cepat meminta maaf secara terbuka, mengakui kekeliruan, dan berjanji memperbaiki gaya komunikasinya.

Respons cepat dan terbuka ini mengubah arah opini publik. Gaya ceplas-ceplos yang semula dianggap blunder, pelan-pelan mulai dipandang sebagai cerminan keberanian dan keaslian—fondasi awal personal branding seorang pejabat publik.

Gaya “koboi” dan daya autentik

Julukan “koboi” pun melekat pada Purbaya. Ia berbicara lugas, spontan, dan berani tanpa banyak basa-basi.

Bagi sebagian kalangan ini tampak kasar. Namun, bagi banyak orang, gaya semacam ini justru membangun kesan jujur dan apa adanya.

Dalam bukunya Mediated Authenticity (2015), Gunn Enli menjelaskan bahwa tampil “genuine” merupakan kontrak tak tertulis antara publik dan politisi—selama gaya bicara sesuai kepribadian, publik cenderung memaafkan kekeliruan.

Kultur politik Indonesia juga mengenal gaya ceplas-ceplos. Tokoh seperti Wahidin Halim dikenal dengan gaya bicaranya yang lugas dan spontan, sedangkan Ridwan Kamil menonjol lewat gaya komunikasi santai dan humoris di media sosial.

Keduanya menunjukkan bahwa publik menghargai gaya komunikasi yang terasa “nyata” dan tidak berjarak, meski bentuknya bisa berbeda—dari ceplas-ceplos hingga humoris.

Di balik gayanya yang lugas, Purbaya menunjukkan kemampuan adaptif. Ia bisa bergeser dari bahasa teknis ekonomi ke bahasa sederhana yang dipahami rakyat. Inilah bentuk komunikasi politik yang efektif—tegas, tapi mudah diterima.

Meski demikian, gaya spontan juga berisiko. Ucapan yang terlalu blak-blakan mudah disalahartikan dan berpotensi menimbulkan kegaduhan. Tanpa kredibilitas dan pengendalian pesan, gaya semacam ini bisa berubah menjadi bumerang komunikasi.

Personal branding yang kuat sering lahir dari perbedaan. Seperti ditegaskan Tom Peters (1997), inti personal branding adalah differentiation—menjadi unik di antara banyak tokoh serupa.

Halaman:


Terkini Lainnya
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Intip Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid yang Terjaring OTT KPK
Ekbis
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Balikkan Rugi, Emiten Emas ARCI Cetak Laba Bersih 71 Juta Dollar AS
Cuan
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik (WTE) 6 November
Energi
Laba Bersih DATA  Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Laba Bersih DATA Naik 24 Persen pada Kuartal III 2025, Ditopang Ekspansi Jaringan FTTH
Cuan
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Gandeng S&P Dow Jones Indices, BEI Luncurkan Tiga Indeks Saham Co-Branded
Cuan
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Setahun Prabowo-Gibran, BTN (BBTN) Akselerasi Program Tiga Juta Rumah
Keuangan
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Jaga Stabilitas dan Dorong Ekonomi, BI Longgarkan Kebijakan Moneter
Keuangan
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Produksi Beras Naik, Mentan: Insya Allah Tahun Ini Tak Ada Impor
Ekbis
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
4 Kriteria Penerima Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan
Ekbis
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau