Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Ungkap Biang Kerok Harga Beras di Indonesia Timur Mahal

Kompas.com - 21/10/2025, 18:03 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, mengungkap penyebab utama masih tingginya harga beras di wilayah Indonesia Timur atau Zona III, sekalipun harga secara nasional relatif terkendali.

Menurutnya, kendala distribusi menjadi faktor dominan yang membuat harga beras di kawasan tersebut belum bisa setara dengan wilayah barat Indonesia.

“Harga itu kan memang relatif stabil, ya. Tapi ada daerah-daerah seperti Papua itu kan karena distribusinya agak susah. Tapi rata-rata nasional stabil,” ujar Budi saat ditemui di gedung Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari ini, pukul 17.41 WIB, harga beras premium di Zona III menyentuh Rp 19.162 per kilogram (kg) di tingkat konsumen.

Baca juga: Menko Zulhas Ungkap Strategi Wujudkan Swasembada Beras Hanya dalam Setahun

Angka ini naik 21,28 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 15.800 per kg.

Sedangkan harga beras medium terkerek naik ke level Rp 16.946 per kg, naik 9,33 persen dari HET, Rp 15.500.

Budi menyebut, kenaikan harga beras justru tidak terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera.

Dari panel harga Bapanas, Zona I dan Zona II mencatat harga beras di dua kawasan ini stabil atau menghijau.

“Kalau kita lihat di daerah yang barat, ya Sumatera, Jawa kan semua di bawah HET, cuman karena ini harga rata nasional, yang sebelah timur ada sedikit, distribusinya harus kita kembalikan,” paparnya.

Ia menegaskan, masalah utama bukan pada stok atau produksi, melainkan pada keterbatasan akses distribusi.

Tantangan geografis yang dihadapi wilayah timur membuat biaya logistik meningkat, sehingga harga beras di tingkat konsumen ikut terdongkrak.

Untuk mengatasi persoalan itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat pasokan beras di wilayah timur.

Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah menggelar operasi pasar, khusus untuk daerah-daerah dengan harga tinggi. “Makanya distribusinya, kemarin kan sepakat dengan Pak Mentan mau ada operasi pasar untuk daerah timur,” beber Mendag.

Budi memastikan pemerintah terus memantau pergerakan harga beras di seluruh wilayah Indonesia dan akan melakukan intervensi bila ditemukan ketimpangan harga yang terlalu lebar antarwilayah.

Baca juga: Indonesia Swasembada, Menko Zulhas Sebut Akhir 2025 Surplus Beras 4 Juta Ton

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau