KOMPAS.com – Media di Hong Kong mengungkap peran wilayah tersebut sebagai mata rantai penting dalam dugaan jaringan kejahatan keuangan yang dikendalikan oleh taipan Chen Zhi, Ketua Prince Group.
Dikutip dari Viet Bao, laporan investigasi terbaru menyebutkan, Hong Kong menjadi saluran utama ekspor modal dan pencucian uang yang terhubung dengan aktivitas Chen Zhi.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat menuduh Prince Group berfungsi sebagai kedok bagi organisasi kriminal lintas negara yang terlibat dalam penipuan telekomunikasi, perjudian daring, dan pencucian uang.
Chen Zhi, yang berasal dari Fujian, China, memperoleh kewarganegaraan Kamboja pada 2014. Ia telah didakwa oleh Departemen Kehakiman dan Departemen Keuangan Amerika Serikat, yang juga berupaya menyita lebih dari 120.000 Bitcoin senilai sekitar 15 miliar dollar AS atau setara Rp 247,5 triliun, yang diyakini merupakan hasil kejahatan.
Baca juga: Jejak Gelap Chen Zhi, Taipan Kamboja yang Raup Rp 232 Triliun dari Jaringan Scam
Menurut laporan HK01, Chen Zhi memiliki gedung komersial kelas A di 68 Kimberley Road, Tsim Sha Tsui, Hong Kong, senilai sekitar 3 miliar dollar Hong Kong atau 386,2 juta dollar AS, setara Rp 6,37 triliun.
Aset itu dimiliki melalui perusahaan cangkang Cheer Capital Limited, yang telah dikenai sanksi oleh pemerintah Amerika Serikat karena terkait dengan jaringan Chen Zhi. Gedung tersebut juga menjadi alamat terdaftar bagi sejumlah perusahaan di bawah Prince Group dan perusahaan pengelola aset terkait.
Selain itu, Chen Zhi disebut mengendalikan dua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Hong Kong, yakni Zhitao Da Holdings dan Kun Group. Media lokal menyebut, kedua perusahaan itu digunakan untuk memperdagangkan “saham cangkang” guna melegalkan keuntungan ilegal yang kemudian dengan cepat dikeluarkan dari sistem keuangan.
Media CNA asal Taiwan melaporkan, aktivitas itu mendapat dukungan dari sejumlah figur di dunia keuangan Hong Kong, termasuk seseorang yang memiliki hubungan dengan “Phan ca” atau “Brother Phan”. Sosok ini sebelumnya pernah menjadi tokoh penting dalam penyelidikan Komisi Anti-Korupsi Hong Kong (ICAC) terkait kasus manipulasi dan penggelembungan saham di pasar modal.
Baca juga: Chen Zhi, Buronan Paling Dicari di Asia, Diduga Raup Rp 232,5 T dari Perusahaan Scam di Kamboja
Selain “Phan ca”, media juga menyebut nama lain, Chu Van, perempuan asal Hubei, China, yang memegang kartu identitas dan paspor wilayah administratif khusus Hong Kong. Pemerintah Amerika Serikat menuduh Chu Van sebagai “asisten keuangan dan manajer aset” Chen Zhi yang membantu menyembunyikan kekayaan ilegal melalui jaringan keuangan bernama Mighty Divine.
Grup perusahaan ini menawarkan layanan trust, asuransi, dan investasi, serta berlokasi di kantor pusat Chen Zhi di Tsim Sha Tsui. Mighty Divine kini juga masuk daftar sanksi pemerintah Amerika Serikat.
Media HK01 merangkum, Chen Zhi menciptakan uang ilegal, Chu Van membantu menyembunyikannya di sistem keuangan, sementara “Phan ca” menarik dana tersebut dari pasar dengan cara yang tampak sah.
Jaringan pencucian uang yang dikaitkan dengan Chen Zhi tidak terbatas di Kamboja dan Hong Kong, tetapi juga terhubung dengan pasar keuangan utama di Amerika Serikat dan sejumlah wilayah lain.