Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Jelaskan Alasan Penumpang LRT Jabodebek Evakuasi dengan Jalan Kaki di Jalur Layang

Kompas.com - 26/10/2025, 16:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai operator LRT Jabodebek menjelaskan alasan proses evakuasi penumpang pada Sabtu (25/10/2025) kemarin dilakukan dengan berjalan kaki di pinggir jalur layang.

Gangguan terjadi sepanjang pukul 08.41-10.50 WIB yang membuat 653 penumpang harus dievakuasi dengan berjalan kaki di di pinggir rel menuju stasiun terdekat.

Manager Public Relations LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono mengatakan, langkah itu diambil karena seluruh aliran listrik di lintasan LRT Jabodebek terputus saat sistem proteksi aktif, sehingga tidak ada rangkaian kereta yang dapat dioperasikan.

Begitu pula kereta shuttle yang biasanya digunakan dalam prosedur evakuasi darurat, tidak dapat digunakan pada saat itu.

"Dalam situasi tersebut, KAI memahami bahwa pengalaman berjalan di pinggir jalur LRT Jabodebek bukanlah hal yang mudah bagi pengguna," ujar Mahendro dalam keterangannya, Minggu (26/10/2025).

Baca juga: Saat LRT Jabodebek Alami Gangguan Listrik, 653 Penumpang Jalan Kaki di Jalur Layang

Ia menjelaskan bahwa prosedur evakuasi di LRT Jabodebek telah disusun dengan memperhatikan standar keamanan baik untuk pengguna maupun petugas.

Dalam situasi tertentu, ketika rangkaian tidak dapat melanjutkan perjalanan, pengguna diarahkan menuju stasiun terdekat melalui walkway dengan pendampingan dari petugas.

Sebelum evakuasi dimulai, aliran listrik dari third rail pun dipastikan telah padam sepenuhnya untuk menjamin keselamatan pengguna dan petugas.

"Kami berterima kasih kepada seluruh pengguna yang telah mengikuti arahan petugas selama proses evakuasi, serta kepada seluruh petugas yang sigap menjalankan tugasnya di lapangan," ucapnya.

Baca juga: Sempat Gangguan, KAI Pastikan LRT Jabodebek Kembali Beroperasi Normal

Menurutnya, berkat kerja sama pengguna dengan petugas, seluruh proses evakuasi dapat berjalan dengan aman dan terkendali hingga seluruh penumpang tiba di stasiun terdekat dengan kondisi selamat.

Selain melalui walkway, Mahendro mengatakan, LRT Jabodebek juga memiliki prosedur evakuasi alternatif, yaitu menggunakan kereta lain (shuttle) yang ditempatkan berdekatan dengan rangkaian yang mengalami kendala.

Skema itu dapat diterapkan apabila kereta yang mengalami kendala tidak dapat melanjutkan perjalanan, sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan cara berpindah dari kereta yang mengalami gangguan ke kereta shuttle.

"Namun, pada kejadian kemarin, kereta shuttle tidak dapat dioperasikan karena aliran listrik di seluruh lintasan dalam kondisi padam, sehingga seluruh rangkaian kereta LRT Jabodebek tidak dapat dioperasikan," jelas Mahendro.

Baca juga: Sistem Third Rail LRT Jabodebek Rusak, 653 Penumpang Dievakuasi Jalan Kaki

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau