JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring meningkatnya tren sepeda motor listrik di Indonesia, banyak merek juga meluncurkan produk-produk terbaru untuk memberikan pilihan yang lebih beragam, termasuk dari segi harga.
Dibandingkan motor konvensional, menggunakan motor listrik memang lebih unggul dari efisiensi biaya pengisian daya dan perawatan berkalanya.
Meski demikian, bila baterainya bermasalah, dana yang akan dikeluarkan bisa dibilang cukup mahal. Karena itu, bagi yang baru menggunakan motor listrik, penting mengetahui cara menjaga dan merawat baterainya.
Baterai menjadi sumber utama daya atau penggerak motor listrik, fungsinya seperti mesin pada motor konvensional. Bila pemilik sampai abai dalam hal perawatan, maka dampaknya akan sangat merugikan.
Baca juga: Motor Listrik Fox 200, Berapa Harga Baterai Untuk Ibu-Ibu?
Soal perawatan baterai, Andry Dwinanda, General Manager PT Terang Dunia Internusa, pemegang merek United E-Motor menjelaskan, pada umumnya ada dua jenis baterai yang digunakan motor listrik, yaitu Sealed-Lead Acid (SLA) dan baterai Lithium.
United E-Motor call center 24 jam"Keduanya pada dasarnya tetap perlu dijaga dan dirawat. Keamanan dan perawatan yang baik adalah kunci untuk memaksimalkan umur pakai baterai dan memastikan penggunaan kendaraan listrik yang aman," kata Andry beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Andry menjelaskan, ada beberapa poin yang harus diperhatikan untuk menjaga dan merawat baterai motor listrik, yakni:
1. Pencegahan overcharging : Pastikan menggunakan charger yang sesuai dengan spesifikasi baterai. Pilih charger otomatis yang dapat menghentikan pengisian saat baterai mencapai kapasitas penuh.
2. Pemantauan suhu : Hindari pemanasan berlebih dengan tidak memarkir kendaraan di bawah sinar matahari langsung terlalu lama. Jangan biarkan baterai terlalu panas; perhatikan suhu baterai selama penggunaan.
3. Pencegahan deep discharge : Hindari mengosongkan baterai hingga level yang sangat rendah secara berkala. Gunakan kendaraan secara teratur untuk mencegah baterai tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.
4. Pemantauan gejala tidak normal : Perhatikan perubahan suhu atau bau yang tidak biasa dari baterai. Hentikan penggunaan jika ada gejala tidak normal dan dapatkan bantuan ahli.
5. Pemeliharaan rutin : Lakukan pemeliharaan rutin sesuai panduan produsen. Periksa kabel dan konektor secara berkala untuk memastikan tidak ada korsleting atau kerusakan.
6. Penyimpanan : Jika kendaraan tidak digunakan, simpan baterai dalam keadaan terisi sekitar 50 persen. Pilih tempat penyimpanan yang memiliki suhu stabil.
Baca juga: Bea Cukai Mau Lelang 60 Unit Motor Royal Enfield
Baterai motor listrik Honda EM1 e:7. Perhatikan indikator keamanan : Baterai dengan Sistem Manajemen Baterai (BMS) memberikan indikator keamanan. Tanggapi dengan cepat jika ada peringatan atau indikasi masalah.
8. Penanganan darurat : Siapkan peralatan pemadam api yang sesuai. Kenali prosedur darurat yang terkait dengan baterai dan kendaraan listrik.
Selain itu, Muhammad Dipokartono, pemilik bengkel spesialis motor listrik Orang Senang Garage, juga menjelaskan adanya kebiasaan buruk yang membuat usia baterai tak awet, yakni sering memforsir pemakaian.
Divo menjelaskan, sebaiknya pengguna motor listrik tidak terlalu sering mengendarai melebihi 50 kilometer (km) dalam satu jalan meski pada dasarnya memiliki daya jelajah yang tinggi. Hal ini untuk menjaga suhu internal pada baterai.
Baca juga: Spesifikasi Ducati Multistrada V4 RS Milik Wamenaker yang Disita KPK
"Selama perjalanan, dinamo akan terus-menerus menyedot daya dari baterai, proses ini namanya discharge. Selama discharge, suhu baterai akan meningkat secara signifikan sampai ke titik maksimal," ujarnya.
Test ride Honda CUV e:Menurutnya, setelah menempuh jarak 50 kilometer, sebaiknya pengguna berhenti sejenak untuk menjaga suhu, setidaknya selama setengah jam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang