Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Anak Puan Maharani Lampaui Bambang Pacul, Pengamat Sebut Ada Faktor Trah Soekarno

Kompas.com - 21/02/2024, 05:01 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Putri dari Ketua DPR Puan Maharani, Pikatan Putri Orissa Putri Haprani, meraup suara yang cukup tinggi di Dapil IV Jawa Tengah (Jateng). Bahkan, suaranya saat ini melampaui seniornya di PDI-P, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. 

Berdasarkan data real count KPU 74,93 persen, wanita yang akrab disapa Pinka itu memperoleh 62.691 suara. Sementara seniornya, Bambang Pacul, meraup 58.498 suara. 

Diketahui, Dapil yang mencakup Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen dikenal sebagai dapil neraka. Pasalnya, banyak politikus senior yang mencalonkan diri di dapil tersebut. 

Selain Bambang Pacul, politikus muda itu juga bersaing dengan seniornya di PDI-P, yakni Paryono dan Dolfie OFP.

Baca juga: Kunjungi DPD PDI-P Jatim, Ganjar: Kita Tunggu Sampai Dapat Hasil Terbaik

Dia juga bertarung dengan politikus lainnya, seperti mantan Bupati Karanganyar yang juga politikus Partai Golkar, Juliyatmono.

Selain itu, ada juga petahana Luluk Nur Hamidah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Endang Maria Astuti dari Partai Golongan Karya (Golkar).

Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS), Abdul Hakim, mengatakan, keunggulan Pinka tersebut membuktikan pengaruh PDI-P di Soloraya masih kuat meski tanpa Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Dan tingginya suara dari Putri Puan Maharani ini membuktikan bahwa pengaruh PDI-P di Soloraya itu sebenarnya tidak sepenuhnya luntur. Tetapi, hanya kali ini karena ada faktor Pak Jokowi yang mendukung capres yang berbeda, mereka harus memilih pilihan," kata Abdul Hakim saat dihubungi pada Selasa (20/2/2024).

Sementara keunggulan Pinka atas Bambang Pacul, kata Abdul, faktor nomor urut. Diketahui, Pinka ada di nomor urut 1, sedangkan Bambang Pacul nomor urut 4. 

"Saya kira ada efeknya dari urutan. Kemarin Pak Bambang Pacul nomor 4. Dan urutan nomor 1, Mbak Pinka. Jadi berpengaruh banyak orang yang memilih secara otomatis hanya nyoblos partainya saja atau partai dan urutan pertama tanpa berpikir secara lebih detail, sosoknya," paparnya. 

Apalagi, Bambang Pacul dalam berbagai kesempatan menyatakan tidak terlalu berambisi lolos parlemen.

"Jadi kesimpulannya adalah di wilayah ini itu orang memang pendukung PDI-P itu memang militan. Dia benar-benar memilih partainya dan tidak terlalu memperhatikan seorang-perorangnya," jelasnya. 

"Kalau secara popularitas sebenarnya Bambang Pacul cukup populer gitu ya. Tetapi nampaknya masyarakat lebih memilih karena ideologi partai," lanjutnya. 

Lebih lanjut, dosen UNS ini juga beranggapan keluarga Presiden Soekarno masih menjadi acuan pemilih di Dapil 4.

"Kemudian, Mbak Pinka juga orang kenal sebagai keturunan dari Soekarno dan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah pendukung PDI-P. Ikatan emosionalnya adalah kepada trah Soekarno," tutupnya. 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Dua Pejabat DPRK Nabire Jadi Tersangka karena Buat Perjalanan Dinas Fiktif, Kerugian Negara Rp 896 Juta
Regional
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Akurasi Kesaksian Intel Polisi di Sidang May Day Semarang Diragukan Kuasa Hukum
Regional
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Viral Dugaan Pemukulan Dokter di RSI Sultan Agung Semarang, RS: Sudah Saling Memaafkan
Regional
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Fakta Lengkap Tragedi Bus ALS di Tol Padang-Sicincin: Sopir Kabur, 2 Atlet Karate Tewas, 29 Luka
Regional
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Bupati Kendal Akan Evaluasi Tunjangan Perumahan DPRD yang Capai Rp 28,5 Juta
Regional
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Daftar Belanja Sopir Bank Jateng Usai Bawa Kabur Uang Rp 10 Miliar
Regional
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau