WONOSOBO, KOMPAS.com - Tugu Biawak, yang kini menjadi ikon baru Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah menyimpan filosofi mendalam tentang seni yang dipegang teguh oleh Rejo Arianto, sang seniman.
Menurut Rejo, sebuah karya seni tidak hanya berkaitan dengan bentuk atau keindahan fisik, tetapi juga harus memiliki jiwa dan ruh yang membuatnya hidup serta bermakna bagi masyarakat.
"Karya seni itu seperti manusia cantik. Yang benar-benar indah bukan hanya wajahnya, tetapi juga kecerdasannya dan jiwa di dalamnya. Sama halnya dengan Tugu Biawak, saya ingin karya ini punya ruh yang dapat dirasakan oleh siapa saja yang melihatnya," ungkap Rejo pada Rabu (23/4/2025).
Baca juga: Dedikasi di Balik Tugu Biawak, Rejo Rela Berutang demi Wonosobo
Rejo menjelaskan bahwa roh dalam sebuah karya seni adalah esensi yang membuat karya tersebut mampu berbicara kepada orang-orang yang melihatnya.
Ia berupaya menuangkan filosofi kehidupan ke dalam Tugu Biawak, menjadikannya lebih dari sekadar monumen.
"Tantangannya (membuat tugu biawak), bagaimana bisa punya ruh atau soul. Karya sebagus apa pun jika tidak punya jiwa, ibaratnya seperti orang cantik tapi bloon. Jadi yang bagus itu yang cantik yang smart," katanya lagi.
Baca juga: Tugu Biawak Jadi Sorotan, Bukti Karya Berkualitas Tak Harus Mahal
Pemilihan biawak sebagai subyek patung atau ikon baru Wonosobo bukanlah tanpa alasan.
Hewan ini merupakan endemik lokal yang telah lama hidup berdampingan dengan masyarakat Desa Krasak dan Wonosobo pada umumnya, menjadi salah satu roh yang mendasari pembuatan patung tersebut.
"Semoga hasilnya ya cantik ya smart," ujar Rejo.
Pembuatan Tugu Biawak memerlukan kerja keras dan kreativitas.
Baca juga: 5 Cara Cegah Ular Kobra Masuk Rumah Menurut Pakar Rescue
Rejo, bersama tim yang terdiri dari enam orang, bekerja selama satu setengah bulan untuk mewujudkan tugu setinggi 7 meter tersebut.
Dalam prosesnya, ia menghadapi tantangan besar, yaitu menciptakan patung yang tidak hanya estetis tetapi juga penuh makna.
"Karya seni sebagus apa pun akan terasa kosong jika tidak memiliki jiwa. Tantangan terbesar adalah memastikan patung ini mampu menyampaikan pesan pelestarian dan cinta untuk Wonosobo," kata Rejo.
Baca juga: Tips Ampuh Cegah Ular Kobra Masuk Rumah: Tutup Celah Pintu hingga Gunakan Kapur Barus