Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Makan Apa Supaya Terhindar dari Osteoporosis?

Kompas.com - 20/10/2018, 18:07 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com -- Osteoporosis seringkali menyerang individu pada usia lanjut. Hal ini karena kepadatan massa tulang berubah seiring berjalannya usia dan dapat menyebabkan patah tulang.

Osteoporosis tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, tetapi juga dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial seseorang.

Untuk menghindarinya, sebenarnya ada tiga unsur murah meriah yang bisa kita lakukan: aktivitas fisik, perbanyak kalsium, dan vitamin D. Aktivitas fisik sebenarnya tergolong mudah, tetapi jarang dilakukan oleh kebanyakan orang pada usia produktif.

"Aktivitas fisik dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan tubuh, membantu proses pemadatan tulang dan mempertahankannnya, dan kontrol berat badan. Tapi orang malas melakukannya zaman sekarang," jelas dr Ade Tobing, pengurus perhimpunan osteoporosis Indonesia dalam jumpa pers yang dilaksanakan pada Jumat (19/10/2018) di Jakarta.

Baca juga: Tidak Mau Kena Osteoporosis di Hari Tua? Bergeraklah dari Sekarang

Selain itu, kalsium juga menjadi asupan penting bagi tulang kita. Bahan penambah kalsium pun banyak di Indonesia, seperti sayuran hijau, teri, keju, wijen, kacang, susu, dan yogurt.

Pada individu usia 19-65 tahun, paling tidak dibutuhkan 1000-1300 mg kalsium per hari, tetapi tentunya menjadi tantangan juga untuk memenuhinya.

"Dari bayam bisa 300 mg, susu tinggi kalsium bisa 600mg. Tapi tidak semua diserap. Makanya jangan minum soda dan kopi yang berlebihan karena bisa mengeluarkan kalsium dari tubuh kita," jelasnya.

Untuk vitamin D, tentu kita ketahui sumber termudahnya berasal dari matahari, tetapi perjalanannya panjang, dari kulit, pembuluh darah, ke jantung, kemudian baru sampai pada tulang kita.

Baca juga: Obat Osteoporosis Justru Bikin Tulang Rapuh?

"Dari sini kita bayangkan jika kita hanya terpapar sinar matahari kurang dari satu atau dua jam. Tidak banyak vitamin D yang masuk ke dalam tubuh kita. (Berjemur) direkomendasikan sebelum jam 9 pagi dan di atas jam 3 sore," jelasnya.

Anjuran di atas mungkin memang sulit untuk dilakukan, mengingat padatnya jadwal dan kebiasaan buruk yang dapat menurunkan massa tulang.

Akan tetapi, osteoporosis biasanya baru diketahui ketika sudah terlambat 30 persen. Pada fase ini, ade berkata bahwa meski dapat diperbaik, tetapi kemampuan tulang tidak akan seperti dulu lagi.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengubah kebiasaan dan menambah asupan yang baik untuk tulang sebelum terlambat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Ilmuwan Temukan Spesies Baru Laba-Laba Seram yang Bersembunyi di California
Oh Begitu
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Bukan Hiu Putih, Studi Stanford Ungkap Spesies Hiu yang Rentan Punah Akibat Manusia
Oh Begitu
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
10 Fenomena Langit November 2025: Dari Hujan Meteor hingga Supermoon
Fenomena
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Krayon Oker Berusia 42.000 Tahun Ditemukan di Ukraina, Bukti Neanderthal Berjiwa Seni
Oh Begitu
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Chupacabra, Monster Mitos yang Tercipta Karena Evolusi dan Penyakit
Oh Begitu
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Wahana Juice yang Menuju Jupiter Ambil Risiko Pengamatan Komet 3I/ATLAS
Oh Begitu
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Ada Supermoon 5 November, BMKG: Waspada Banjir Rob di Pesisir Indonesia
Fenomena
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau