KOMPAS.com - Sebuah penemuan baru kembali mengguncang dunia astronomi. Para ilmuwan mengidentifikasi kandidat planet “super-Bumi” yang mengorbit di zona layak huni bintang Gliese 251, sebuah sistem bintang kerdil merah yang terletak sekitar 18 tahun cahaya dari Bumi, di konstelasi Gemini.
Gliese 251, yang juga dikenal dengan nama GJ 251, HD 265866, atau Wolf 294, merupakan salah satu dari 100 sistem bintang terdekat dengan Matahari. Penemuan ini membuka peluang besar untuk studi lebih lanjut tentang kemungkinan kehidupan di luar Tata Surya.
Baca juga: NASA Temukan Planet Super-Bumi yang Berukuran Dua Kali Besar Bumi Kita
Hasil observasi menunjukkan bahwa bintang ini kemungkinan memiliki dua planet seukuran super-Bumi, yaitu Gliese 251b dan Gliese 251c.
Planet pertama, Gliese 251b, ditemukan pada tahun 2020. Planet ini memiliki massa sekitar 3,85 kali massa Bumi dan mengelilingi bintangnya setiap 14,2 hari.
Sementara itu, planet yang baru saja ditemukan, Gliese 251c, memiliki massa hampir sama — 3,84 kali massa Bumi — namun dengan periode orbit lebih panjang, yaitu 53,6 hari. Yang membuatnya menarik, Gliese 251c berada di zona layak huni, area di mana air cair berpotensi ada di permukaan planet.
Baca juga: Teleskop Webb Temukan Kandidat Planet Raksasa di Zona Layak Huni Alpha Centauri A
Penemuan Gliese 251c dilakukan menggunakan instrumen Habitable-Zone Planet Finder (HPF), sebuah spektrograf inframerah presisi tinggi yang terpasang di Teleskop Hobby-Eberly di Observatorium McDonald, Texas.
Sinyal planet ini kemudian dikonfirmasi ulang dengan menggunakan NEID spectrometer di Observatorium Nasional Kitt Peak, Arizona.
Menurut Paul Robertson, astronom dari University of California, Irvine, meski penemuan planet baru sudah menjadi hal yang sering terjadi, Gliese 251c memiliki nilai khusus karena jaraknya yang sangat dekat dengan Bumi.
“Kita sudah menemukan begitu banyak eksoplanet hingga kini. Tapi yang membuat ini istimewa adalah jaraknya — hanya sekitar 18 tahun cahaya. Dalam skala kosmik, itu seperti tetangga sebelah,” ujar Robertson.
Baca juga: Ditemukan Planet Mirip Bumi Berpotensi Layak Huni Sejauh 20 Tahun Cahaya
Meskipun penemuan Gliese 251c terbilang signifikan, para ilmuwan masih berhati-hati dalam memastikan statusnya. Corey Beard, ilmuwan data dari Design West Technologies, menjelaskan bahwa instrumen yang digunakan memiliki batas akurasi tertentu.
“Kami berada di garis depan teknologi dan metode analisis dengan sistem ini,” kata Beard. “Meskipun secara statistik sangat signifikan, kami masih harus memastikan status planet ini karena adanya ketidakpastian dari instrumen dan metode kami.”
Beard menambahkan bahwa diperlukan teleskop generasi berikutnya untuk dapat mengambil gambar langsung (direct imaging) dari planet tersebut. Salah satu proyek yang diharapkan mampu melakukannya adalah Thirty Meter Telescope (TMT), teleskop raksasa dengan diameter cermin utama 30 meter yang tengah dikembangkan.
“TMT akan menjadi satu-satunya teleskop dengan resolusi cukup tinggi untuk memotret langsung eksoplanet seperti ini,” ujar Beard. “Teleskop yang lebih kecil tidak akan mampu melakukannya.”
Baca juga: Apa Saja Syarat Planet Layak Huni?
Dekatnya jarak Gliese 251c dengan Bumi menjadikannya target utama untuk penelitian lanjutan, terutama dalam mencari tanda-tanda keberadaan air atau atmosfer yang mendukung kehidupan.
Jika kelak dapat diamati langsung oleh TMT, planet ini bisa memberikan petunjuk penting tentang kemungkinan adanya dunia lain yang serupa dengan Bumi di sekitar bintang-bintang kecil di galaksi kita.
Temuan ini telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah The Astronomical Journal, dan menjadi salah satu langkah penting dalam perjalanan manusia menjawab pertanyaan terbesar: Apakah kita sendirian di alam semesta?
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang