Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikti Perbanyak Kuota Beasiswa Doktoral untuk Dosen 2025

Kompas.com - 03/06/2025, 09:03 WIB
Yovie Given Nata Widjaja,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti saintek) Brian Yuliarto menyatakan, hingga kini, baru sekitar 25,05 persen dari 300.000 lebih dosen di Indonesia yang mengantongi gelar doktoral.

Angka ini dinilai masih jauh dari ideal untuk mendorong kemajuan akademik, riset, serta daya saing bangsa.

"Keinginan kita bersama adalah bahwa dosen-dosen itu memiliki gelar S3 bisa cepat terlaksana. Karena kalau kita lihat data, sampai saat ini baru 25,05 persen dari 300.000 yang memiliki gelar doktor,” ujar Brian di Gedung Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi, setelah acara Peluncuran Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia Tahun 2025, Senin (2/6/2025).

Brian menjelaskan, peningkatan jumlah dosen dengan gelar doktor tidak hanya penting bagi individu dosen, tetapi juga berpengaruh besar terhadap kualitas institusi pendidikan secara keseluruhan.

"Harapannya, dengan semakin banyak dosen yang bergelar S3, tentu kapasitas dan kemampuan pengajar menjadi meningkat. Artinya, program akademik dan pendidikan menjadi naik, lulusan juga semakin baik," tambahnya.

Baca juga: Komisi X DPR Minta Sekolah Swasta 3T Jadi Prioritas Pendidikan Gratis

Sebanyak 2.000 kuota beasiswa disiapkan

Lebih lanjut, Brian mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini tengah memperkuat skema beasiswa doktoral guna mempercepat peningkatan jumlah dosen bergelar S3. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan lebih banyak kuota beasiswa.

Tahun ini, pemerintah telah membuka 1.100 kuota beasiswa S3, dan tengah menjajaki kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menambah sekitar 1.000 kuota tambahan.

“Di saat yang bersamaan, kami juga sedang berbicara dengan LPDP untuk mengusahakan penambahan juga dari anggaran LPDP, sebanyak 1.000 juga, jadi mungkin bisa 2.000, ditambah beberapa program penelitian kami, itu juga kita dorong agar penelitianya diambil dari dosen yang belum S3, sehingga bisa dibiayai oleh dana penelitian,” jelasnya.

Menurut Brian, memiliki gelar S3 akan mempermudah proses kenaikan pangkat dosen. Hal ini pada akhirnya juga berdampak pada peningkatan pendapatan para dosen, seiring dengan pengakuan terhadap kualifikasi akademik yang lebih tinggi.

Baca juga: Kolaborasi Industri dan Pendidikan Tinggi, PT Anggana Catur Prima Raih Penghargaan IP Trisakti

Komisi X DPR RI soroti peran riset dalam pengabdian masyarakat

Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian turut menyampaikan dukungannya terhadap alokasi anggaran untuk program beasiswa doktoral. Ia menyebut hal tersebut sebagai bentuk investasi jangka panjang yang sangat strategis.

"Tentunya, mengalokasikan anggaran untuk program beasiswa doktor adalah investasi yang sangat berharga. Akan sangat menyesal jika kita tidak punya dukungan bagi peningkatan kualitas dan kompetensi akademik tenaga pendidik di perguruan tinggi," kata Hetifah.

Ia menekankan, peningkatan kapasitas dosen tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga memperkuat posisi institusi pendidikan tinggi dalam kontribusinya terhadap pembangunan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.

Selain itu, menurut dia, gelar doktoral yang berfokus pada riset diyakini dapat mendorong peningkatan kualitas penelitian yang berdampak dan lebih terarah.

Langkah ini dinilai mampu melahirkan solusi dan inovasi yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat luas, tetapi juga memperkuat peran dosen dalam pengabdian kepada masyarakat.

“Saya juga yakin penelitian tadi akan menjadi lebih berdampak menjadi solusi dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang semoga bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas,” jelas Hetifah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau