KOMPAS.com - Anak muda di China kini banyak yang memilih untuk pura-pura bekerja dibandingkan terus berada di rumah ketika belum mendapatkan pekerjaan.
Diberitakan BBC News China, pura-pura kerja saat ini memang tengah populer di kalangan pemuda dewasa di China yang sedang menanggur.
Saat ini di China juga sudah banyak pihak yang menyediakan jasa untuk mengakomodir orang yang ingin pura-pura kerja.
Shui Zhou (30) misalnya, ia memilih pura-pura kerja karena usaha makannya bangkrut dibanding harus tetap berada di rumah.
Baca juga: Krisis Karier di China, Mengapa Lulusan Kampus Top Sulit Dapat Pekerjaan Impian?
Zhou pada April 2025 mulai membayar jasa pura-pura bekerja sebesar 30 Yuan atau setara Rp 68.000 per hari untuk masuk ke kantor tiruan yang dijalankan oleh sebuah bisnis bernama Pretend To Work Company, di kota Dongguan, 114 km (71 mil) di utara sebelah Hong Kong.
Zhou di sana merasakan sensasi bekerja bersama lima orang lainnya yang juga memilih untuk membayar dan berpura-pura kerja ketimbang harus berada di rumah.
“Saya merasa sangat senang.Rasanya seperti kami bekerja bersama sebagai sebuah kelompok," kata Zhou dikutip dari BBC News China, Selasa (12/8/2025).
Zhou menemukan Pretend To Work Company saat menjelajahi situs media sosial Xiaohongshu.
Dia memilih melakukan hal ini karena merasa bahwa lingkungan kantor akan meningkatkan disiplin dirinya dan kini Zhou telah pura-pura bekerja di sana selama lebih dari tiga bulan.
Baca juga: Akademisi Sorot Strategi Indonesia Rangkul AS dan China di Tengah Kebijakan Proteksionis Trump
Meskipun pemuda yang pura-pura bekerja ini bisa datang dan pulang kapan pun mereka mau, Zhou biasanya tiba di kantor antara pukul 8 pagi dan 9 pagi. Bahkan kadang-kadang dia tidak pulang sampai jam 11 malam.
Zhou mengatakan bahwa dia menyukai team building ini dan jauh lebih bahagia daripada sebelum dia bergabung ke tempat pura-pura kerja itu.
Tempat pura-pura kerja ini seperti kantor yang berfungsi penuh, dan dilengkapi dengan komputer, akses internet, ruang rapat, dan ruang minum teh.
Di sana peserta tidak hanya duduk-duduk, tetapi juga bisa menggunakan komputer untuk mencari pekerjaan, atau mencoba meluncurkan bisnis rintisan mereka sendiri.
Biaya yang dikeluarkan setiap harinya juga sudah termasuk untuk menanggung makan siang, makanan ringan dan minuman.
Baca juga: Jurusan Bahasa Asing di China Banyak yang Tutup Imbas AI, Dinilai Tak Lagi Berprospek Cerah
Tempat pura-pura kerja semacam itu sekarang juga sudah muncul di kota-kota besar di seluruh Tiongkok, termasuk Shenzhen, Shanghai, Nanjing, Wuhan, Chengdu, dan Kunming.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini