Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kecam Meningkatnya Penerbangan Militer China di Laut China Selatan

Kompas.com - 04/06/2021, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Angkatan Udara AS mengutuk meningkatnya penerbangan militer China ke Malaysia dan Taiwan, tepatnya di sekitar Laut China Selatan, pada Jumat (4/6/2021).

Pekan ini, dilansir AFP, 16 pesawat militer China dikabarkan terbang di atas perairan yang diperebutkan di lepas pantai Kalimantan itu.

Bahkan, kejadian ini sempat mendorong angkatan udara Malaysia mengerahkan jetnya.

Baca juga: Tesla Tarik Ribuan Mobil di AS dan China, Diduga Masalah Keamanan

Komandan Pasifik Angkatan Udara AS Jenderal Kenneth Wilsbach menyatakan, aksi ini, ditambah peningkatan jumlah serangan ke zona pertahanan udara Taiwan, menambah daftar kegiatan destabilisasi dan ekskalasi China di wilayah itu.

"Memasuki wilayah udara orang tidak seharusnya dilakukan," kata Wilsbach.

Baca juga: Kasus Flu Burung H10N3 pada Manusia Ditemukan di China, Ini Imbauan Kemenkes

Sejauh ini, China memang masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari China.

Pesawat yang muncul dari Kalimantan di atas Laut China Selatan, menurut China, sedang dalam pelatihan rutin.

China juga mengklaim tidak memasuki wilayah udara teritorial Malaysia.

Baca juga: Jet Tempur Malaysia Cegat 16 Pesawat Militer China di Lepas Pantai Kalimantan

Meski begitu, China dianggap telah mengabaikan keputusan pengadilan internasional 2016, yang menyatakan klaim historis China atas hampir semua bagian Laut China Selatan, tidak punya dasar.

Di sisi lain, Barat semakin khawatir dengan kemungkinan yang berkembang bahwa militer China semakin kuat. Berpotensi merebut kembali Taiwan dengan paksa.

Baca juga: Jubir China: Tidak Ada Menteri Luar Negeri di Taiwan

Dalam beberapa bulan terakhir, tempo penerbangan China melintasi selat memanh meningkat secara drastis.

Bahkan, aktivitas ini sampai membebani kemampuan pertahanan udara Taiwan.

"Saya percaya ini adalah strategi China untuk meminta biaya bagi angkatan udara Taiwan," kata Wilsbach.

"Dengan memaksa angkatan udara Taiwan untuk bereaksi setiap kali terjadi serangan," tambahnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau