Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Maju ke Pilpres AS 2024, Bisakah Kamala Harris Kalahkan Trump?

Kompas.com - 23/07/2024, 23:11 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Joe Biden mengumumkan mundur dari persaingan pemilihan presiden AS dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk menggantikannya sebagai bakal kandidat dari Partai Demokrat.

Namun, kini muncul pertanyaan baru—Apakah Kamala Harris mampu mengalahkan Donald Trump?

Pada awal Juli lalu, Wakil Presiden AS Kamala Harris tampil di sebuah festival budaya kulit hitam di New Orleans, membagikan kisah tentang perjalanan hidup dan pencapaiannya selama di Gedung Putih.

Baca juga: Biden Mundur dari Pilpres AS, Kamala Harris Siap Maju Kalahkan Trump

Kegiatan itu merupakan acara yang rutin dihadiri oleh Kamala—wakil presiden perempuan, berkulit hitam, dan keturunan Asia Selatan pertama di AS—sepanjang masa jabatannya selama tiga setengah tahun belakangan.

Harris biasanya diikuti oleh kelompok pers yang jauh lebih kecil jumlahnya dibandingkan Presiden Joe Biden. Namun, saat ini jumlahnya meningkat.

Sekelompok anggota Partai Demokrat yang berada ribuan kilometer jauhnya di Washington mulai mempertimbangkan Harris untuk menjadi kandidat utama partai tersebut untuk melawan Donald Trump.

Namun, langkah Harris masih panjang. Dia harus mendapatkan dukungan dari Konvensi Nasional Partai Demokrat pada 19 Agustus mendatang.

"Tidak perlu mendengarkan para penentang"

Di atas panggung dan selama perjalanannya pada awal Juli, Harris tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang beredar tentang kelayakan Biden—yang berusia 81 tahun—untuk menjabat, serta apakah presiden dari Demokrat itu harus mundur dan menyerahkan tongkat estafet kepadanya.

Namun, saat membahas ambisi dan bagaimana caranya menentukan jalan dengan para pendukungnya di New Orleans, Harris mendorong masyarakat untuk tidak mendengarkan para penentang.

“Orang-orang dalam hidup Anda akan memberitahu Anda, ini bukan waktu Anda. Ini bukan giliran Anda. Tidak ada seorang pun seperti Anda yang pernah melakukannya,” katanya. “Jangan pernah mendengarkan hal itu.”

Sejak debat CNN pada 27 Juni lalu, Harris telah berulang kali membela Biden. Dia beralasan bahwa rekor Biden sebagai presiden tidak boleh kalah dengan 90 menit di panggung debat.

Biden sendiri sebelumnya telah bersikeras bahwa dia akan tetap menjadi calon presiden.

Biden kini telah mengundurkan diri dari pemilihan presiden.

Namun, ketika seruan semakin keras agar Biden mundur, beberapa tokoh penting Partai Demokrat mulai bersatu mendukung Harris, yang berusia 59 tahun, sebagai kandidat presiden menggantikan Biden.

Pada Minggu (8/7/2024), anggota kongres Adam Schiff dari California mengatakan kepada NBC Meet The Press bahwa Biden harus mampu "menang secara telak atau dia harus menyerahkan kekuasaannya kepada seseorang yang mampu".

Kamala Harris, tambahnya, bisa “menang dengan sangat baik” melawan Trump.

Gagasan tersebut telah menimbulkan keheranan di kalangan anggota Partai Demokrat yang lain, termasuk sekutu Biden.

Mereka memandang Harris sebagai wakil presiden yang gagal dalam pencalonan untuk nominasi Partai Demokrat pada 2020, bahkan sebelum pemungutan suara pertama dilakukan.

Mereka juga melihat bahwa Harris memiliki tingkat dukungan yang rendah sepanjang masa jabatannya di Gedung Putih.

Meski demikian, anggota parlemen senior Partai Demokrat seperti Schiff dan anggota Kongres South Carolina Jim Clyburn mendukung Harris sebagai penerus Biden.

Baca juga: Profil Kamala Harris, Calon Pengganti Biden pada Pilpres AS 2024

"Harris adalah sosok yang harus ditanggapi dengan serius"

Para pendukungnya merujuk pada beberapa jajak pendapat yang menunjukkan bahwa Harris akan tampil lebih baik daripada presiden dalam pertarungan hipotetis melawan Donald Trump.

Mereka berpendapat bahwa Harris memiliki profil nasional, infrastruktur kampanye, dan daya tarik bagi pemilih muda yang dapat membuat transisi berjalan mulus dalam empat bulan sebelum hari pemilihan.

Beberapa petinggi Partai Demokrat telah memberikan dukungan mereka kepada Kamala Harris.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Beberapa petinggi Partai Demokrat telah memberikan dukungan mereka kepada Kamala Harris.
Naik ke posisi teratas akan menjadi perubahan haluan yang luar biasa bagi seorang perempuan yang belum lama ini dipandang sebagai kelemahan politik oleh tokoh-tokoh senior di Gedung Putih Biden.

Bahkan Biden sendiri dilaporkan menggambarkan Harris sebagai “pekerjaan yang sedang berjalan” selama bulan-bulan pertama mereka menjabat.

Namun, Jamal Simmons, ahli strategi Partai Demokrat dan mantan direktur komunikasi Harris, mengatakan bahwa dia telah lama diremehkan.

“Apakah dia mendampingi presiden atau dia yang harus memimpin, dia adalah seseorang yang harus ditanggapi dengan serius oleh Partai Republik dan tim kampanye Trump,” kata Simmons kepada BBC.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau