Penulis: Giulia Granchi/BBC News Indonesia
LONDON, KOMPAS.com - Menekuni suatu hobi setiap hari selama lebih dari setahun tentu membutuhkan disiplin yang tinggi, tidak peduli apakah itu melukis, merawat tanaman, atau merajut.
Bagi Hugo Farias, tujuannya lebih menantang: berlari sejauh 42,195 kilometer—setara dengan jarak maraton penuh—setiap hari selama 366 hari.
Pria berumur 45 tahun itu menghabiskan 22 tahun masa hidupnya dengan berkarier di sektor swasta. Dia bekerja sebagai manajer eksekutif untuk proyek-proyek teknologi berskala besar.
Baca juga: Koki Ini Maraton Game Online Hampir 60 Jam, Begini Kondisinya
Keputusan Farias untuk mundur dari profesinya dan beralih fokus ke olahraga yang menantang berawal dari ketidaknyamanan yang tumbuh sedikit demi sedikit.
"Ada suatu masa ketika saya berhenti dan berpikir: apakah saya dilahirkan ke dunia hanya untuk ini? Mengulangi rutinitas ini selama 35 atau 40 tahun?" tutur Farias kepada BBC Brasil.
"Sejak kecil kita diajari: pilih karier sebelum usia 18, masuk ke pasar kerja, mencari kestabilan, membangun keluarga, mempersiapkan masa pensiun," sambungnya
Namun, Farias kemudian merasa yakin dirinya bisa melakukan sesuatu yang berbeda untuk menginspirasi orang-orang.
Salah satu sosok yang dikagumi Farias adalah Amir Klink, navigator asal Brasil yang menyeberangi Atlantik Selatan dengan mendayung pada 1984.
Farias merasa dia bisa mencontoh perjalanan idolanya dan menorehkan sejarah.
"Tapi, alih-alih berlayar, saya akan berlari," ujarnya.
Baca juga: Ikat Kulkas di Punggung untuk Latihan Lari Maraton, Pria Ini Dihentikan Polisi
Setelah melakukan studi lebih lanjut, Farias menemukan bahwa atlet Belgia, Stephen Engels, telah berlari 365 maraton dalam setahun.
Dia pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama dengan satu hari lebih banyak.
"Jujur saja saya bukanlah seorang atlet hebat. Saya mulai berlari pada tahun 2019 dan baru mengikuti satu maraton," ujar Farias.
"Namun, keinginan untuk memberikan dampak terus tumbuh dalam diri ini," lanjutnya.
Farias mulai menyusun perencanaan dengan teliti selama delapan bulan. Demi mencapai tujuannya, Farias sadar dia mesti melibatkan logistik, pelatihan, dukungan keluarga, dan sejumlah profesional.
"Saya tahu saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya mengumpulkan tim multidisiplin: dokter, profesional olahraga seperti pelatih, fisioterapis, serta psikolog," ujarnya.
Baca juga: Masih Ingat Paman Chen? Kini Tak Diizinkan Lagi Ikut Lomba Lari Maraton
"Saya mengundang berbagai tokoh ke dalam proyek ini, dan salah satunya adalah Institusi Jantung Universitas Sao Paulo atau InCor," lanjutnya.
InCor (singkatan dari Instituto do Coracao da Universidade de Sao Paulo) merupakan institusi jantung terkemuka di Brasil.
Farias menanyakan kepada InCor apakah mereka bersedia mendampingi dirinya selama maraton berlangsung.
Farias mengaku ingin menghasilkan kontribusi ilmiah: InCor dapat meneliti bagaimana jantungnya bereaksi atas tantangan ini.
"Untunglah InCor bersedia," tuturnya.
Farias merampungkan tantangan maraton pada tanggal 28 Agustus 2023.
Dia menghabiskan sekitar 1.590 jam untuk menempuh total 15.569 kilometer—sebuah pencapaian yang menempatkannya di Guinness World Records sebagai pemegang rekor dunia untuk maraton berturut-turut.
Baca juga: Dua Pria Inggris Berpakaian Seperti Es Krim, Lalu Lari Maraton...
Maria Janieire Alves, ahli jantung dan peneliti yang terlibat dalam studi tersebut, mengatakan pemantauan Farias berkembang menjadi proyek penelitian melalui komite etik.
"Ini adalah cara yang tepat dan aman untuk melakukan hal seperti ini, terutama jika ini adalah proyek inovatif, belum pernah dilakukan siapa pun, dan dapat memiliki dampak relevan pada jantung," ujarnya.