KYIV, KOMPAS.com - Rusia melancarkan gelombang serangan drone besar-besaran ke sejumlah wilayah Ukraina pada Selasa (15/7/2025) malam hingga Rabu (16/7/2025) dini hari, termasuk di kampung halaman Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Serangan Rusia tersebut melibatkan 400 drone jarak jauh dan satu rudal, menjadikannya yang terbesar pekan ini sebagaimana dilansir CNN.
Beberapa kota yakni Kryvyi Rih yang menjadi kota kelahiran Zelensky, Kharkiv, Vinnyssia, serta beberapa wilayah Odesa menderita pengeboman terberat.
Baca juga: Trump Larang Ukraina Serang Ibu Kota Rusia, Bantah Dorong Zelensky Melakukannya
Angkatan Udara Ukraina mengatakan 345 drone berhasil dicegat atau dinonaktifkan.
Serangan itu memicu beberapa kebakaran dan membuat beberapa kota kehilangan akses ke listrik dan air.
Zelensky mengatakan, Rusia menargetkan infrastruktur energi di kota-kota itu dan bahwa 15 orang terluka di sana.
"Rusia tidak mengubah strateginya. Dan untuk melawan teror ini secara efektif, kita perlu secara sistematis memperkuat pertahanan kita: lebih banyak sistem pertahanan udara, lebih banyak pencegat, dan lebih banyak tekad," kata Zelensky dalam sebuah unggahan di X.
Zelensky menambahkan, upaya penyelamatan masih berlangsung di beberapa daerah yang mendapat serangan dalam semalam.
Baca juga: Jepang Sebut Ancaman Militer China, Rusia, dan Korut Terburuk Sejak Perang Dunia II
Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengatakan, kotanya diserang 16 kali hanya dalam 14 menit selama serangan itu.
Gelombang serangan skala besar Rusia di Ukraina terjadi beberapa hari setelah perubahan kebijakan dari pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Gelombang serangan juga terjadi ketika Presiden AS Donald Trump semakin frustrasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump mengumumkan pada hari Senin bahwa Ukraina akan menerima sistem rudal Patriot melalui NATO sebagai bagian dari paket baru persenjataan AS.
Trump juga mengancam penerapan "tarif sekunder" di negara -negara lain yang membeli minyak Rusia, sebuah keputusan yang menandakan hukuman ekonomi terhadap Moskwa.
Baca juga: AS Ancam Sekutu Rusia Kena Sanksi Berat, NATO Peringatkan Brasil, China, dan India
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini