Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Jangan Terkecoh Merek Besar, Begini Cara Memilih Kabel Listrik yang Aman dan Berkualitas

Kompas.com - 23/09/2024, 19:58 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com - Kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik menjadi ancaman serius di kota-kota besar, seperti Jakarta.

Menurut data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, pada 2023 tercatat sebanyak 2.286 kebakaran terjadi di mana 53,19 persen atau 1.216 di antaranya disebabkan oleh korsleting listrik. Salah satu penyebab utama dari korsleting ini adalah penggunaan kabel listrik yang tidak berkualitas.

Banyak orang masih salah kaprah dalam memilih kabel listrik, dengan mengandalkan merek terkenal atau yang populer di pasaran, seperti yang dikenal dengan sebutan "Kabel 4 Besar" atau "Big 4".

Namun, Brand Manager Kitani dan PT Sutanto Arifchandra Elektronik (SAE), Dedi Arif Purnomo menegaskan bahwa istilah "Kabel 4 Besar" sebenarnya bukan acuan atas jaminan kualitas kabel yang sesungguhnya.

Baca juga: 8 Tanda Kabel Listrik di Rumah Sudah Usang

Ia bercerita, istilah "Big 4" bermula dari survei yang dilakukan oleh PLN pada 1980 yang mengidentifikasi empat pabrik kabel besar di Indonesia.

Hasil survei tersebut telah menciptakan persepsi publik bahwa kabel dari empat perusahaan tersebut dianggap paling aman dan berkualitas.

Namun, menurut Dedi, survei tersebut belum tentu relevan dengan kondisi saat ini. Ia mengungkapkan bahwa banyak produk berkualitas lainnya yang hadir di pasaran.

"Tidak semua merek kabel diciptakan sama," tegas Dedi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (23/9/2024).

Kesalahan dalam memilih kabel dapat berakibat fatal, dari kerusakan properti hingga hilangnya nyawa akibat kebakaran. Oleh karena itu, penting untuk memahami kriteria yang benar dalam memilih kabel listrik yang aman dan berkualitas, daripada hanya bergantung pada popularitas merek.

Baca juga: 5 Cara Merapikan Kabel Peralatan Elektronik yang Berantakan

Ia pun mengungkap beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan saat memilih kabel listrik:

1. Sertifikasi standar keamanan

Pastikan kabel yang dipilih telah memiliki sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau sertifikat keamanan lainnya yang diakui. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa kabel telah melalui pengujian dan memenuhi standar keamanan yang ketat.

2. Bahan berkualitas

Kabel listrik berkualitas menggunakan tembaga murni sebagai konduktor. Tembaga adalah bahan yang memiliki daya hantar listrik yang baik dan lebih tahan lama dibandingkan dengan bahan lainnya seperti aluminium yang sering digunakan pada kabel berkualitas rendah.

3. Tebal selubung isolasi

Kabel yang baik memiliki lapisan isolasi yang tebal dan kuat. Ini membantu melindungi kabel dari kerusakan fisik dan mencegah terjadinya hubungan arus pendek atau korsleting.

4. Daya hantar arus sesuai

Pilih kabel yang memiliki kapasitas daya hantar arus yang sesuai dengan kebutuhan listrik di rumah atau gedung. Kabel yang terlalu kecil tidak mampu menahan beban listrik yang besar, dan ini bisa memicu korsleting.

5. Tahan terhadap berbagai kondisi

Kabel yang berkualitas harus tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, termasuk suhu tinggi, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Kabel yang tidak tahan cuaca akan cepat rusak dan berpotensi menyebabkan kebakaran.

Menggunakan kabel listrik yang berkualitas bukan hanya soal keamanan, tetapi juga soal keandalan jangka panjang. Kabel berkualitas tinggi mampu bertahan lebih lama, meminimalisasi risiko kebakaran, dan menghindarkan Anda dari biaya perbaikan yang mahal pada kemudian hari.

Dengan memperhatikan kriteria yang tepat dalam memilih kabel listrik, Anda bisa mencegah terjadinya korsleting yang dapat merugikan.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau