KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia didorong menuntaskan kasus dugaan penembakan lima pekerja migran asal Indonesia (PMI) di Malaysia oleh aparat hukum negara itu. LSM Migrant Care mencatat ada puluhan kasus kematian pekerja migran Indonesia di tangan aparat Malaysia yang belum terungkap.
LSM Migrant Care mencatat setidaknya 75 pekerja migran Indonesia (PMI) telah meninggal selama 20 tahun terakhir, karena diduga extrajudicial killing atau pembunuhan oleh aparat tanpa proses peradilan di Malaysia.
Direktur Migrant Care, Wahyu Susilo menilai kasus serupa berulang dan menguap tanpa kejelasan.
"Kalau kita merunut peristiwa ini hampir terjadi setiap tahun dan penyelesaiannya enggak pernah tuntas," kata Wahyu kepada wartawan Johannes Hutabarat yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (28/01).
Baca juga: Wamenaker Kutuk Keras Tindakan Aparat Malaysia Tembak WNI, Sebut Sudah di Luar Batas
Wahyu menuntut agar pemerintah Indonesia harus serius menuntaskan kasus penembakan lima warga negara Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan "menyesalkan jatuhnya korban jiwa WNI" dan menyatakan "duka cita".
"Menlu RI mendorong investigasi menyeluruh terhadap insiden penembakan yang dilakukan oleh APMM, termasuk dugaan adanya excessive use of force," kata Sugiono.
Kementerian Luar Negeri Indonesia juga telah mengirim nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia untuk mendesak penyelidikan lebih lanjut kasus tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan berdasarkan informasi dari Polis Diraja Malaysia (PDRM), para pekerja migran Indonesia tersebut "hendak keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal".
Mengutip keterangan otoritas Malaysia, media-media negara itu menyebut para para pekerja migran sempat menabrakan kapal APMM sampai empat kali.
Baca juga: Tanggapi Penembakan TKI di Malaysia, Prabowo: Rakyat Jangan Mau Dibohongi Sindikat Ilegal
Para pekerja migran tersebut juga sempat disebut mencoba menyerang APMM menggunakan parang.
Keterangan ini berbeda dengan keterangan dua orang WNI, HA dan MZ, yang mengaku tidak melakukan perlawanan dengan senjata tajam.
Bersama dua WNI lainnya, mereka kini sedang dirawat di rumah sakit di Malaysi
Jenazah Basri, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Riau korban penembakan aparat maritim Malaysia tiba di terminal kargo Bandara SSK II Pekanbaru, Rabu (29/1/2025) sore. Keluarga pasrahkan kasus kepada pemerintah.
"Termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force)," kata Judha dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia, Rabu (29/01).