KOMPAS.com - Pasca dilantik, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung mengeluarkan perintah eksekutif untuk menarik negaranya keluar dari Perjanjian Paris.
Langkah yang diambil Trump membuat AS membersamai Iran, Libya, dan Yaman sebagai negara-negara tersisa di dunia yang tidak meratifikasi Perjanjian Paris.
"Saya segera menarik diri dari perjanjian iklim Paris yang tidak adil dan sepihak," kata Trump sebelum menandatangani perintah tersebut, seperti dilansir Reuters, Senin (20/1/2024).
Sebenarnya apa itu Perjanjian Paris dan apa alasan Trump mengambil langkah ini?
Baca juga: Gebrakan Donald Trump, Cabut Mandat Percepatan Kendaraan Listrik AS
Perjanjian Paris (Paris Agreement) adalah perjanjian internasional yang bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
Perjanjian ini digagas di Paris pada 12 Desember 2015 dalam Convention on Climate Change ke-21 (COP 21) untuk Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
COP 21 dihadiri oleh 195 negara yang membuat kesepakatan bersama dan kemudian dikenal sebagai Perjanjian Paris (Paris Agreement).
Baca juga: Resmi, Donald Trump Beri TikTok Napas Tambahan 75 Hari
Negara-negara yang menandatangani Perjanjian Paris tersebut juga termasuk AS, Cina, UE, Rusia, Jepang, dan India yang merupakan negara dengan tingkat emisi tinggi.
Perjanjian Paris menetapkan tiga elemen utama untuk mengatasi perubahan iklim meliputi pengurangan emisi, tinjauan komitmen, dan dukungan finansial.
Salah satu tujuannya adalah untuk membatasi peningkatan suhu global hingga 2°C dengan upaya lebih lanjut untuk membatasi peningkatan tersebut hingga 1,5°C.
Baca juga: Donald Trump Teken Sejumlah Perintah Eksekutif di Hari Pertama Kerja, Apa Saja?
Alasan Trump menarik AS dari Perjanjian Paris karena menganggap perjanjian tersebut tidak adil dan berat sebelah.
"Saya segera menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris yang tidak adil dan berat sebelah ini," kata Trump saat parade pelantikan di Capital One Arena di Washington, Senin (20/1/2025) pasca pelantikannya.
Pernyataan itu diungkap sebelum Trump menandatangani perintah eksekutif tersebut.
"Amerika Serikat tidak akan menyabotase industri kita sendiri saat China mencemarinya dengan impunitas," lanjutnya.
Lebih lanjut, Presiden Trump juga menyebut China melakukan pencemaran lingkungan tanpa adanya hukuman.
"AS tidak lagi menyabotase industri dalam negeri saat China melakukan pencemaran lingkungan tanpa hukuman," ujar Trump.