KOMPAS.com - Fenomena penjualan rumah mewah yang ludes dalam waktu singkat, seperti yang terjadi pada Klaster Tresor BSD City, bukan tanpa alasan.
Meskipun ekonomi dalam kendisi tak pasti, orang-orang kaya, dan kaum elite di Indonesia memiliki pertimbangan khusus yang membuat mereka rela merogoh kocek miliaran rupiah untuk hunian di kawasan ini.
CEO Leads Property Service Indonesia, Hendra Hartono, membeberkan empat alasan utama di balik anomali permintaan properti premium ini.
"Pasar properti premium tidak terpengaruh gejolak ekonomi yang sama dengan segmen menengah ke atas," ujar Hendra kepada Kompas.com.
1. Unlimited Budget dan Preferensi Market yang Terarah
Orang-orang di kelas atas memiliki anggaran yang nyaris tak terbatas (unlimited budget) untuk investasi properti.
Baca juga: Cucu Eka Tjipta Widjaja Beli Bungalow Mewah di Singapura, Bertetangga Crazy Rich Asians
Mereka bukan first home buyer, melainkan individu yang sudah memiliki beberapa properti di lokasi prestisius seperti Anandamaya, Dharmawangsa, St. Regis, atau Keraton at The Plaza.
"Mereka yang memang betul-betul ada marketnya dan captive itu adalah yang kelas atas. Kelas atas karena mereka yang masih punya uang dan masih unlimited budget," jelas Hendra.
Keberhasilan sebuah produk properti, lanjut Hendra, terletak pada pemahaman preferensi pasar ini. Pengembang harus mempelajari betul apa yang diinginkan oleh segmen high-net-worth individual (HNWI).
2. Selera (Taste) dalam Gaya Hidup dan Apresiasi Produk
Orang kaya tidak hanya mencari rumah, tapi juga mereka punya selera tinggi (taste) dalam gaya hidup. Mereka menginginkan hunian yang mencerminkan status dan aspirasi mereka.
Vice President of Residential BSD City, Kelvin Bryant Suhendra, menyebutkan bahwa pembeli kini jauh lebih selektif.
"Pembeli sekarang mencari hunian yang tidak hanya cantik dari luar, tapi juga cukup cerdas dari sisi desain, fasad, fungsionalitas, dan lingkungannya mendukung gaya hidup modern," kata Kelvin, Senin (21/7/2025).
Baca juga: Anomali Pasar Properti: Mengapa Rumah Mewah di Pinggiran Laris Manis?
Selain itu, mereka mengapresiasi produk yang ditawarkan dan bersedia membayar (willing to pay) untuk kualitas.
Ibarat Rolls Royce, semua orang tahu itu bagus, tapi tidak semua orang willing to pay. Kaum elite adalah mereka yang memahami nilai dan bersedia membayar untuk keistimewaan tersebut.