YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Data Smart City yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) sudah mulai dimanfaatkan oleh lintas kementerian, salah satunya untuk perbaikan wajah kota.
"Sebagai contoh Kota Madiun, Jawa Timur yang sudah berhasil ditata," ungkap Direktur Akselerasi Teknologi Digital Daerah Komdigi Aris Kurniawan dalam ajang Smart City Award 2025 di Hotel Tentrem Yogyakarta, Rabu (27/08/2025).
Baca juga: DIY dan Jawa Barat Terima Penghargaan Smart City Award 2025
Adapun Kota Madiun dalam beberapa tahun terakhir ditata dan ditambahkan dengan ikon-ikon baru.
Ikon yang dimaksud mulai dari replika Kabah lengkap dengan payung-payung seperti di Masjid Nabawi Madinah, replika Patung Merlion, replika Menara Eiffel, replika Patung Liberty, replika Tugu Monas, hingga replika Kereta Cepat Whoosh.
"Salah satu pilar dari Smart City ada yang disebut dengan Smart Branding. Smart Branding ini adalah usaha dari pemerintah kota-kabupaten untuk meningkatkan bentuk cantik wajah kotanya," papar Aris.
Harapannya, penataan wajah kota tersebut bisa lebih menarik dan mempermudah akses investor untuk berinvestasi di kota-kabupatennya.
"Memang sejak 2017 kami sudah menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dulu, sekarang namanya Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)," lanjutnya.
Baca juga: Kota Masa Depan Smart City Bukan Sekadar Wifi Gratis, Ini Konsepnya
Komdigi melalui program Smart City akan mendorong kota dan kabupaten dalam lima tahun mendatang untuk menata wajah kota mereka dengan kerja sama bersama pihak swasta lewat skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Sehingga kita tahu walaupun ada efisiensi di mana-mana tapi yang namanya pembangunan digitalisasi, meningkatkan kualitas wajah kota itu bisa tetap dilakukan dengan kerja sama dengan swasta," pungkasnya.
Pada tahun 2025, penghargaan yang sudah diadakan setiap tahun sejak tahun 2018 tersebut digelar di Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Sejak itu secara rutin setiap tahun Komdigi bekerjasama dengan provinsi ataupun kabupaten dan kota untuk menyelenggarakan dan tahun ini di Yogyakarta," kata Menteri Komdigi Meutya Hafid.
Baca juga: Investasi Jor-joran Smart City BSD Baru Terlihat 10 Tahun Mendatang
Meutya melanjutkan, ajang ini digelar untuk memberikan semangat, apresiasi, dan penghargaan kepada provinsi maupun kabupaten-kota yang dianggap melakukan percepatan digitalisasi dengan baik dari sisi pemberian pelayanan publik secara digital.
"Kami sudah tadi memberikan penghargaan kepada dua provinsi yaitu Jawa Barat dan juga provinsi DIY dan kemudian untuk kabupaten-kotanya beragam ya, mulai dari Sabang, Kabupaten Simeulue, sampai yang di daerah Jawa juga ada banyak beberapa, termasuk untuk Yogyakarta dan berbagai daerah lainnya," katanya.
Jawa Barat mendapatkan penghargaan karena praktik tata kelola pemerintahan yang dinilai cerdas dan efektif atau smart governance.
Baca juga: Basuki Ajak Finlandia Kembangkan Smart City di IKN
Sementara DIY mendapatkan penghargaan karena memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Total ada hampir 2.000 peserta yang hadir dari 34 provinsi dan 235 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia untuk memeriahkan Smart City Award 2025.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniArtikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya