Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Jelaskan Efek Minum Teh Sebelum atau Sesudah Makan bagi Lambung, Apa Bahaya?

Kompas.com - 19/06/2025, 09:30 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minum teh sebelum atau sesudah makan seringkali menjadi rutinitas yang menenangkan dan memuaskan.

Namun, apakah kebiasaan ini aman bagi lambung, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan seperti maag atau GERD?

Pertanyaan ini bukan tanpa alasan. Tak sedikit orang yang mengeluhkan perut perih, mual, atau rasa tidak nyaman di ulu hati setelah mengonsumsi teh berdekatan dengan waktu makan.

Apakah ini tanda teh dapat memicu peningkatan asam lambung?

Dokter: teh bisa picu asam lambung, tapi tergantung jenis dan kondisi lambung

Dokter spesialis penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, dr. Bramantya Wicaksana, SpPD, mengonfirmasi bahwa ada sejumlah studi lama yang menyebut teh bisa memicu produksi asam lambung berlebih.

Itu terutama berlaku untuk teh yang mengandung kafein dan tanin tinggi, seperti teh hitam atau teh yang diseduh kental.

“Memang ada penelitian terdahulu yang menyebut teh bisa memicu asam lambung. Namun, itu sudah cukup lama dan belum sepenuhnya dikonfirmasi oleh riset-riset terbaru,” ujar dr. Bramantya kepada Kompas.com, Selasa (17/6/2025).

Zat tanin yang terkandung dalam teh dapat mengiritasi lapisan lambung.

Efek ini bisa terasa lebih signifikan pada orang yang memiliki riwayat gangguan lambung, seperti maag atau GERD.

Keluhannya bisa berupa nyeri ulu hati, mual, hingga rasa panas di dada akibat refluks asam.

Baca juga: Benarkah Teh dan Cokelat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata Penelitian

Seberapa besar pengaruhnya?

Meski demikian, dr. Bramantya menegaskan bahwa belum ada penelitian mutakhir dan komprehensif yang benar-benar mengukur hubungan langsung antara minum teh dan peningkatan asam lambung secara signifikan.

“Untuk menyatakan dampaknya signifikan, perlu studi klinis yang objektif, yang mengukur jumlah asam lambung yang diproduksi setelah minum teh, lengkap dengan catatan gejala pasien,” jelasnya.

Artinya, meskipun ada indikasi bahwa teh bisa memicu asam lambung, efeknya bisa sangat bervariasi antar individu, tergantung pada jenis teh, cara penyajian, jumlah yang diminum, serta kondisi lambung masing-masing.

"Sejauh pengetahuan yang ada saat ini, belum ditemukan studi ilmiah yang benar-benar mendalam dan terfokus pada hubungan langsung antara jenis-jenis teh tertentu dan peningkatan asam lambung secara kuantitatif serta klinis," jelasnya.

Tak semua teh berdampak buruk

Kabar baiknya, tidak semua teh berdampak buruk bagi lambung. Bahkan, beberapa jenis teh herbal justru dianggap membantu meredakan keluhan asam lambung.

“Contohnya teh hijau dan teh jahe. Keduanya mengandung zat yang bersifat anti-inflamasi dan bisa memberikan efek menenangkan pada lambung,” ujar dr. Bramantya.

Namun tetap perlu diingat, meskipun teh hijau atau teh herbal lebih bersahabat untuk lambung, tetap penting untuk memperhatikan waktu konsumsi dan tidak mengonsumsinya dalam kondisi perut kosong atau terlalu dekat dengan waktu makan berat.

"Penting untuk memahami jenis teh yang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika memiliki masalah lambung yang serius," terang dia.

Baca juga: Bolehkah Minum Obat dengan Teh Herbal? Ini Kata Dokter…

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau