KOMPAS.com - Di tengah kekhawatiran global bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menggeser peran manusia di dunia kerja, CEO OpenAI Sam Altman justru melihatnya sebagai peluang besar bagi Generasi Z.
Dalam wawancara di podcast Huge If True bersama Cleo Abram, Altman menyebut Gen Z sebagai anak-anak paling beruntung sepanjang sejarah berkat kemajuan teknologi.
Altman mengakui bahwa beberapa jenis pekerjaan memang akan hilang sepenuhnya akibat perkembangan AI. Namun, ia menilai ini adalah bagian dari siklus alami perubahan dunia kerja.
“Hal seperti ini selalu terjadi dan anak muda adalah yang paling mampu beradaptasi. Kekhawatiran saya justru pada mereka yang berusia 62 tahun yang enggan mengikuti pelatihan ulang atau peningkatan keterampilan,” ujarnya dikutip dari NDTV, Senin (11/8/2025).
Lantas, keberuntungan seperti apa yang dimaksud CEO OpenAI?
Baca juga: Panduan agar Pekerjaan Kita Tak Tergantikan oleh AI Menurut Pendiri Y Combinator
Dikutip dari Fortune, Minggu (10/8/2025), Altman optimistis bahwa era AI akan membuka peluang besar bagi kreator muda untuk mengeksekusi ide dengan cepat.
Ia percaya adaptasi Gen Z terhadap perubahan ini akan jauh lebih mulus dibanding generasi sebelumnya.
Altman menyampaikan keyakinan kuatnya bahwa generasi muda saat ini hidup di era paling menjanjikan dalam sejarah.
Jika lulus kuliah pada masa sekarang, ia mengaku akan merasa menjadi orang paling beruntung sepanjang zaman.
Baca juga: Pakar Sebut AI Bikin Gelar Sarjana Ketinggalan Zaman, Ini Pekerjaan yang Terdampak
Kendati demikian, ia tetap mengakui ancaman nyata dari kecerdasan buatan yang bisa menghapus sejumlah jenis pekerjaan secara permanen.
Altman, yang memimpin perusahaan di garis depan pengembangan kecerdasan super seperti GPT-5, menilai bahwa AI membuka peluang kreatif dan bisnis yang belum pernah ada sebelumnya.
Menurutnya, siapa pun saat ini berpeluang membangun perusahaan bernilai miliaran dollar dan melahirkan produk-produk inovatif tanpa harus mengandalkan tim besar
Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang dulunya hanya mungkin dilakukan oleh ratusan orang.
Baca juga: Chatbot AI Dibatasi di Beberapa Negara Bagian AS, Apa Alasannya?
Berbeda dengan optimisme Altman, sejumlah tokoh teknologi memperingatkan ancaman serius yang dibawa AI.