KOMPAS.com - Seorang warga Meksiko, Gloria Palacios (84) mengenang masa pemerintahan mantan Presiden Andrés Manuel López Obrador pada 2018-2024.
Palacios mendirikan toko kelontong yang menjual kacang, rokok, permen karet, dan keripik di trotoar kawasan Doctores, Mexico City.
Bersama putranya, Gustavo, ia hanya memperoleh penghasilan sekitar 100 peso (Rp 86.000) per hari.
Sementara itu, mereka masih menanggung tagihan yang menumpuk di rumah yang telah reot.
Satu-satunya penopang ekonomi keluarga adalah program bantuan dua bulanan untuk warga lanjut usia sebesar 6.200 peso (Rp 5,3 juta) yang digulirkan pada masa pemerintahan Presiden yang akrab disapa "AMLO".
Setelah masa jabatannya berakhir, AMLO telah digantikan oleh Claudia Sheinbaum.
Keluarga Palacios merupakan satu dari jutaan masyarakat Meksiko yang merasakan manfaat dari kebijakan Lopez Obrador.
Menurut laporan yang dirilis oleh badan statistik nasional, angka kemiskinan pada 2018, pertama kali AMLO menjabat, hampir 52 juta penduduk.
Enam tahun kemudian, sebagaimana dilansir Britannica, Minggu (18/8/2025), angka kemiskinan di Meksiko berkurang 13,4 juta atau sekitar 26 persen.
Baca juga: Tradisi Turun-temurun, Walikota di Meksiko Menikahi Buaya Betina
Meksiko telah lama berjuang melawan ketidakstabilan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan. Namun, di Era AMLO, Meksiko telah menyaksikan pencapaian yang bersejarah.
"Belum pernah ada satu periode enam tahun di mana kemiskinan berkurang begitu signifikan," ujar pakar kebijakan publik dan direktur Mexico Decoded, Viri Ríos.
AMLO terpilih pada 2018 dengan janji memberantas korupsi dan mengatasi ketimpangan.
Salah satu warisan pemerintahannya adalah kenaikan upah minimum tiga kali lipat, yaitu dari 88,40 peso (sekitar Rp 76.000) menjadi 278,80 peso (sekitar Rp 240.000) per hari.
Ekonom Meksiko dan direktur jenderal lembaga kebijakan publik IMCO, Valeria Moy, menilai hal ini berdampak pada sektor ekonomi yang lainnya.
"Ketika upah minimum naik, upah dan pendapatan lain dalam perekonomian mulai naik, bahkan di sektor informal. Karena ketersediaan sumber daya yang lebih besar," kata Moy.