Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesi di 3 Bidang Ini Aman dari AI dan Punya Gaji Tinggi, Apa Saja?

Kompas.com - 24/08/2025, 21:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan kecerdasan buatan atau AI mulai menggeser beberapa peranan yang tadinya dilakukan oleh manusia.

Dana Moneter Internasional (IMF) 2024 menunjukkan, AI dapat memengaruhi hampir 40 persen dari semua pekerjaan dari waktu ke waktu.

Meski demikian, beberapa penelitian yang telah dirilis merinci pekerjaan yang paling kecil terdampak AI, salah satunya dilakukan oleh Adzuna.

Penelitian ini memanfaatkan data dari Goldman Sachs dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pekerjaan yang dianggap lebih aman dari AI. Mereka lalu membuat peringkat berdasarkan gaji yang ditawarkan.

Lantas, apa saja pekerjaan yang aman dari AI dan memiliki gaji tinggi?

Baca juga: Albania Ingin Gantikan Pejabat yang Terbukti Korupsi dengan AI

Profesi yang aman dari AI dan digaji tinggi

Dikutip dari Independent, penelitian Adzuna menunjukkan bahwa profesi dokter kulit adalah pekerjaan yang paling aman dari perkembangan AI.

Gaji yang ditawarkan juga fantastis, hampir dua kali lipat dari jumlah penghasilan yang ditawarkan tahun-tahun sebelumnya, yakni 86.229 poundsterling atau sekitar Rp 1,8 miliar.

Berikut ini profesi yang paling sulit digantikan oleh AI dan memiliki gaji yang tinggi:

  • Dokter kulit: 86.229 poundsterling (Rp 1,8 miliar)
  • Dokter bedah: 80.000 poundsterling (Rp 1,7 miliar)
  • Psikolog: 76.400 poundsterling (Rp 1,6 miliar)
  • Dokter anak: 74.600 poundsterling (Rp 1,6 miliar)
  • Dokter gigi: 70.000 poundsterling (Rp 1,5 miliar).

Baca juga: Pria AS Tewas Saat Coba Bertemu Sosok Fiktif Chatbot AI, Kok Bisa?

Profesi "fisik" mampu bertahan dari AI

Menariknya, di luar pekerjaan spesialis yang berbasis medis, pekerjaan yang mengutamakan kerja fisik, seperti buruh justru mampu bertahan dari gelombang AI.

Studi menunjukkan, pekerjaan tukang ledeng, tukang kayu, dan buruh kasar semuanya menunjukkan ketahanan terhadap AI.

Begitu pula dengan beberapa pekerjaan yang selama ini kurang dilirik, seperti penjaga pantai dan pengemudi derek.

Sementara itu, peran yang memerlukan penalaran dan penilaian manusia tertentu juga masih dibutuhkan, seperti perawat, pekerja sosial, bidan, dan kurator museum.

Baca juga: Survei Global Sebut 65 Persen Penduduk Indonesia Percaya AI Bakal Ciptakan Masa Depan Lebih Baik

Pekerjaan di sektor keuangan

Pekerjaan seperti akuntan, manajer TI, penasihat keuangan, eksekutif, dan perbankan profesional juga disebut sulit digantikan oleh AI.

Bahkan, dalam lima tahun ke depan sejak sekarang, profesi tersebut akan mengalami lonjakan kebutuhan.

Dikutip dari Times of India, pekerjaan-pekerjaan itu juga menawarkan gaji dengan nilai yang besar.

Berikut ini profesi di sektor keuangan yang tidak mudah digantikan oleh teknologi AI:

  • Akuntan, gaji sekitar 100.000 dollar AS per tahun (Rp 1,6 miliar)
  • Manajer TI, gaji lebih dari 160.000 dollar AS (Rp 2,5 miliar)
  • Penasihat keuangan, 140.000 dollar AS sampai dengan 370.000 dollar AS (Rp 2,2 miliar-Rp 6 miliar)
  • CEO dan eksekutif, penghasilan 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,2 miliar).

Itulah beberapa macam profesi di sejumlah bidang yang sukar digantikan oleh AI dan memiliki gaji yang tinggi bahkan dalam beberapa tahun ke depan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau