Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Global Sebut 65 Persen Penduduk Indonesia Percaya AI Bakal Ciptakan Masa Depan Lebih Baik

Kompas.com - 23/08/2025, 11:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 65 persen penduduk Indonesia menilai bahwa kecerdasan buatan atau AI akan menciptakan masa depan lebih baik.

Hal itu berdasarkan laporan Global Public Opinion of Artificial Intelligence (GPO-AI) oleh Schwartz Reisman Institute for Technology and Society University of Toronto pada 2024.

Sementara sebagian kecil penduduk Indonesia memberikan tanggapan “tidak yakin” (17 persen).

Kemudian sisanya menilai bahwa AI justru memperburuk masa depan (18 persen), berdasarkan laporan tersebut.

Baca juga: CEO Amazon Web Services Ungkap Skill Penting untuk Sukses di Era AI, Bukan Coding

Sumber data

Laporan itu berdasarkan survei sensus terhadap lebih dari 1.000 orang di masing-masing 21 negara, termasuk Indonesia.

Responden survei ini berasal dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Chile, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Kenya, Meksiko, Pakistan, Polandia, Portugal, Afrika Selatan, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat.

Total, ada 23.882 respons dari 21 negara tersebut, yang dianggap mewakili lebih dari separuh populasi dunia.

Survei ini mengeksplorasi pengetahuan umum dan sikap terhadap AI. Topik-topik yang dibahas meliputi kekhawatiran tentang AI, keselamatan, regulasi, kendaraan otonom, dan dampak AI terhadap pekerjaan saat ini dan di masa mendatang.

Peserta survei ditanya apakah mereka tertarik atau memercayai aplikasi AI untuk pakaian, perjalanan, belanja bahan makanan, kencan, atau keuangan.

Mereka ditanya tentang sikap terhadap penggunaan teknologi baru dalam pendidikan, sistem peradilan, layanan kesehatan, dan imigrasi.

Selain itu, mereka juga diberi pertanyaan mengenai pengetahuan dan pengalaman mereka dengan ChatGPT dan deepfake.

Baca juga: Gen Z Disebut Jadi Generasi Paling Beruntung Karena Kemajuan AI

Perbandingan anggapan AI akan menciptakan masa depan lebih baik

Berikut perbandingan anggapan AI akan menciptakan masa depan lebih baik menurut responden Indonesia, China, India, Jepang, Afrika Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat:

  • Indonesia
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 65 persen
    • “Tidak yakin”: 17 persen
    • AI memperburuk masa depan: 18 persen.
  • China
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 77 persen
    • “Tidak yakin”: 20 persen
    • AI memperburuk masa depan: 4 persen.
  • India
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 75 persen
    • “Tidak yakin”: 10 persen
    • AI memperburuk masa depan: 16 persen.

Baca juga: CEO OpenAI Sebut Anaknya Tak Akan Lampaui Kecerdasan AI, tapi Akan Lebih Cakap Berkatnya

  • Jepang
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 47 persen
    • “Tidak yakin”: 41 persen
    • AI memperburuk masa depan: 12 persen.
  • Afrika Selatan
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 59 persen
    • “Tidak yakin”: 20 persen
    • AI memperburuk masa depan: 21 persen.
  • Inggris
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 34 persen
    • “Tidak yakin”: 32 persen
    • AI memperburuk masa depan: 34 persen.
  • Amerika Serikat
    • AI bakal ciptakan masa depan lebih baik: 32 persen
    • “Tidak yakin”: 33 persen
    • AI memperburuk masa depan: 36 persen.

Baca juga: Kurir di India Manfaatkan AI untuk Layani Pelanggan Berbahasa Inggris

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau