KOMPAS.com - Apakah Anda suka memakai barang lungsuran atau bekas dari saudara sedari kecil?
Walaupun tidak banyak dibahas, kebiasaan ini umum dilakukan semasa anak-anak, terlebih mereka yang memiliki saudara yang lebih tua.
Memakai pakaian atau peralatan sekolah lungsuran yang masih bisa dipakai biasanya dianggap menghemat biaya dan memberikan kepuasaan sendiri.
Misalnya, seorang adik yang merasa bangga karena mengenakan seragam lungsuran kakaknya yang dia jadikan panutan.
Tak jarang, kebiasaan masa kecil ini berlanjut hingga dewasa, yaitu melalui kegiatan thrifting.
Secara psikologis, kegiatan thrifting barang bisa menumbuhkan rasa terkoneksi, kreativitas, hingga rasa kendali finansial yang positif, dikutip dari Psychology Today (16/5/2024).
Apabila Anda termasuk ke dalam kelompok orang yang suka memakai barang lungsuran atau thrifting, Anda belajar mengembangkan karakter tertentu sedari kecil.
Berikut selengkapnya!
Dilansir dari VegOut Magazine, Rabu (3/9/2025), ini 9 karakter yang dikembangkan orang yang gemar memakai barang lungsuran semasa kecil:
Orang yang tumbuh dengan menunggu sepatu baru saat sepatu kakak sudah kekecilan terlatih untuk sabar setiap memiliki keinginan.
Menurut Psikolog Walter Maischel, anak-anak yang bisa menunda kepuasan memiliki skor SAT yang lebih tinggi dan berisiko kecil bermasalah dengan penggunaan zat terlarang.
Sifat sabar ini bermanfaat ketika dewasa misalnya dalam menabung untuk membeli rumah atau mempertahankan karier.
Selanjutnya, mereka yang tumbuh dengan barang lungsuran belajar "merasa cukup" sejak kecil.
Contohnya, mereka senang dengan tas baru dari saudara yang sudah ketinggalan model tetapi tidak memiliki risleting yang rusak.
Para ahli mengaitkan kebiasaan bersyukur dengan berkurangnya stres dan kualitas tidur yang baik.