KOMPAS.com - Kematian seorang balita asal Sukabumi, Raya (3), akibat infeksi cacing di tubuhnya telah menyita perhatian publik luas.
Selama perawatan, dokter mengeluarkan cacing dengan berat total sekitar 1 kg dari tubuh Raya, meski masih banyak telur dan larva yang tersisa.
Kondisi semakin memprihatinkan karena cacing-cacing tersebut bahkan sempat keluar melalui hidung dan mulut balita itu.
Raya diketahui tinggal di kolong jembatan yang kumuh, serta mengalami kendala berobat karena tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan BPJS Kesehatan.
Kasus ini membuat masyarakat berbondong-bondong menggalakkan kembali kebiasaan minum obat cacing untuk mencegah hal serupa.
Lantas, hewan apa saja yang bisa masuk dan menginfeksi tubuh manusia?
Baca juga: 12 Hewan Laut yang Berpotensi Serang Manusia Menurut Ahli UGM
Hewan yang bisa hidup di dalam tubuh manusia
Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rury Eprilurahman, menjelaskan ada hewan yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan ada yang menjadi "penular" penyakit saja.
Menurut dia, hewan yang tetap hidup di dalam tubuh manusia meliputi mikroorganisme, cacing, dan hewan dengan kaki beruas.
"Hewan yang benar-benar dapat masuk dan hidup di dalam tubuh manusia biasanya bersifat parasit obligat seperti cacing, protozoa, dan arthropoda," jelas Rury saat dimintai informasi Kompas.com, Senin (25/8/2025).
Kelompok ini utamanya termasuk larva lalat dan tungau, hewan kecil yang berbeda dengan kutu.
Sementara itu, hewan yang tidak bisa tinggal dalam tubuh, tetap bisa menginfeksi manusia melalui penularan penyakit, kata dia.
"Sedangkan hewan vertebrata, yaitu burung, tikus, dan kelelawar umumnya menjadi vektor atau reservoir pembawa penyakit yang dapat menginfeksi manusia, bukan hidup permanen dalam tubuh manusia," papar Rury.
Dosen Kedokteran Hewan UGM, Slamet Raharjo, merinci kelompok penyebab infeksi manusia, termasuk:
- Virus: terdiri dari kelompok DNA dan RNA.
- Bakteri: baik gram positif maupun gram negatif.
- Parasit: dibagi menjadi ektoparasit (hidup di luar tubuh, misalnya kutu, tungau, caplak, pinjal) dan endoparasit (hidup di dalam tubuh, misalnya cacing gilig, cacing pita, protozoa, malaria).
- Jamur (fungi/kapang): bisa menginfeksi permukaan tubuh seperti kulit, atau organ dalam seperti paru-paru dan usus
Slamet menambahkan, infeksi bisa terjadi melalui berbagai cara:
- Kontak langsung/tidak langsung: misalnya menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
- Melalui mulut dan pernapasan: lewat makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi.
- Gigitan hewan: contohnya rabies dari anjing, atau malaria dari nyamuk.
Baca juga: Mengenal Quokka, Hewan Paling Bahagia di Dunia
Cara mencegah infeksi hewan di dalam tubuh
Untuk mencegah masuknya hewan yang bisa menginfeksi di dalam tubuh maupun permukaan kulit, seseorang perlu menjaga kebersihan sekitarnya.
Berikut beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk menghindari infeksi akibat hewan seperti yang dilansir dari Kompas.com:
1. Rajin mencuci tangan
Tangan adalah bagian tubuh yang rentan kotor karena digunakan untuk menyentuh barang-barang.
Karena itu cuci tangan diperlukan untuk menghilangkan mikroba yang menempel di tangan dan menjadi sumber penyakit bila masuk ke dalam tubuh.
2. Memakai masker mulut
Selain menempel di tangan, bakteri, virus, dan parasit bisa termuat dalam udara yang kita hirup sehari-hari.
Karena itu, menutupi hidung dan mulut dengan masker bisa mencegah masuknya mikroba yang bisa menyerang kekebalan itu ke dalam tubuh kita.
3. Tidak berbagi barang pribadi
Sikat gigi, handuk, sapu tangan, dan alat makan merupakan barang pribadi yang sebaiknya tidak dipinjamkan.
Memakainya secara bergantian dengan orang lain bisa membuat alat-alat tersebut menjadi sumber penularan infeksi.
4. Tidak menyentuh wajah dengan tangan kotor
Menyentuh mata, hidung, mulut dan mulut dengan tangan kotor juga bisa memindahkan kuman yang ada di tangan ke dalam tubuh.
5. Hindari jajan sembarangan
Menghindari jajan pinggir jalan bisa mengurangi risiko masuknya mikroba-mikroba berbahaya yang menempel pada makanan ke dalam tubuh.
Setidaknya, konsumsi makanan yang disimpan dalam etalase tertutup.
6. Tidak keluar rumah saat sakit.
Selain berpotensi menularkan penyakit, keluar rumah saat sakit juga membuat tubuh rentan kemasukan virus atau bakteri lain karena kekebalan tubuh sedang turun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.