BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkomitmen menyiapkan 600 hektare sawah baru untuk menggantikan lahan terdampak proyek investasi.
Hal tersebut dikatakannya saat bertemu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Menurut Dedi Mulyadi, pertemuan tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dalam pertemuan itu, ia juga mengungkap bahwa investasi besar akan masuk ke Kabupaten Subang dari dua perusahaan otomotif, yakni VinFast dan BYD.
Baca juga: Video Call Dedi Mulyadi soal Keramba Jaring Apung Pangandaran, Susi: Pak Gubernur Tolak 100 Persen
Diperkirakan, dua perusahaan tersebut dapat menyerap sekitar 23.000 tenaga kerja.
Namun, Dedi juga menyoroti keberadaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di lokasi tersebut.
Meski status LP2B masih tercantum dalam peta tata ruang, lahan sawah di kawasan itu sudah tidak ada.
Dedi menegaskan bahwa untuk memastikan investasi berjalan tanpa mengurangi luas lahan pertanian, pemerintah akan menyiapkan 600 hektar sawah baru sebagai pengganti 200 hektar LP2B yang terdampak.
"Lahan pengganti kemungkinan berada di Indramayu karena dekat dengan Subang. Di sana banyak areal yang sudah ditanami padi, tetapi belum terbentuk cetak sawah," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/8/2025).
Baca juga: Sengketa Tanah dan Utang, Dedi Mulyadi Janji Beli Lahan Gereja Terancam Disita di Cianjur
Mantan Bupati Purwakarta itu menyebutkan bahwa lahan pengganti akan berada di Kabupaten Indramayu karena lokasinya dekat dengan Kabupaten Subang.
"Di Indramayu itu banyak areal yang sudah ditanami padi, tetapi belum terbentuk cetak sawah, masih tadah hujan, mengandalkan gogoranca dan sejenisnya,” kata Dedi.
Selain itu, Dedi juga berencana mengembalikan fungsi lahan kosong milik PTPN sesuai dengan peruntukannya dan akan digabungkan untuk kepentingan pertanian.
"Kami akan kembalikan fungsinya menjadi fungsi perkebunan. Teh kembali teh, kopi kembali kopi, kemudian karet kembali karet. Semua akan diintegrasikan dengan kepentingan pertanian," ucapnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini