Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Lingkungan, Dokter Alit Investasi PLTS Atap Rp 300 Juta untuk Rumah di Bali

Kompas.com - 24/05/2025, 15:54 WIB
Ni Ketut Sudiani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Bali kini semakin menggalakkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.

Cara ini dinilai merupakan solusi paling efektif untuk menangani tingginya kebutuhan listrik di Pulau Dewata.

Ketika pemerintah baru memulai, Dokter Alit justru telah menerapkannya sejak puluhan tahun yang lalu, walaupun saat itu masih dalam skala kecil.

"Saya sejak 25 tahun lalu, saat masih bertugas di daerah terpencil di Sulawesi, sudah memakai PLTS kecil. Supaya go green dan rumah terjamin selalu tersedia listrik," ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

Baca juga: Rp 35 Juta Bikin PLTS Skala Rumah Tangga, Bisa Gratis Listrik 25 Tahun

Pemilik nama lengkap Dr. dr. I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa, SpAN-TI, Subsp. AR(K), FIP ini termasuk satu di antara sedikitnya warga Bali yang menggunakan PLTS Atap skala rumah tangga.

Tak main-main, kini total investasi yang telah dikeluarkannya mencapai hampir Rp 300 juta.

Biaya yang dikeluarkan untuk menerapkan PLTS Atap skala rumah tangga sesungguhnya bervariasi, tergantung kebutuhan listrik masing-masing.

Sehingga tidak bisa dibuat standar pembiayaan. Bisa jadi pula kurang dari Rp 60 juta.

Baca juga: Gubernur Koster Sebut PLTS Atap Solusi Nyata, Berapa Besar Biayanya?

Saat ini, Dokter Alit belum sepenuhnya memanfaatkan PLTS Atap, sebab cuaca kurang mendukung. Belakangan ini, Bali memang kerap diguyur hujan. Apabila cuaca cerah, dia bisa 100 persen memanfaatkan PLTS Atap.

Namun saat musim hujan, biasanya 60 persen dari PLTS dan 40 persen dari PLN.

"Jadi sumber utama listrik saya dari PLTS dan PLN sebagai backup, karena saya memakai sistem off-grid," ucapnya.

Dia cukup menyayangkan bahwa regulasi di Indonesia tentang PLTS belum berpihak kepada pengguna, sebagaimana di sejumlah negara lain.

Menurutnya, seharusnya pemerintah merevisi peraturan yang membatasi pemakaian PLTS dengan sistem on-grid.

Selain itu, semestinya dibuka sistem ekspor listrik yang dihasilkan PLTS ke jaringan PLN.

"Istilahnya kita menjual listriknya ke PLN. Tapi hal ini tidak bisa lagi di Indonesia," imbuhnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Dari Pulau Sakral ke Destinasi Komersial, Nusa Penida Hadapi Ancaman Krisis Lingkungan
Dari Pulau Sakral ke Destinasi Komersial, Nusa Penida Hadapi Ancaman Krisis Lingkungan
Denpasar
Bali Mulai Diguyur Hujan Lebat, BMKG Imbau Waspada Banjir Rob
Bali Mulai Diguyur Hujan Lebat, BMKG Imbau Waspada Banjir Rob
Denpasar
Ahli Gizi Cek Aspek Keamanan Pangan di SPPG Polda Bali, Ini Hasilnya
Ahli Gizi Cek Aspek Keamanan Pangan di SPPG Polda Bali, Ini Hasilnya
Denpasar
Terobos Lampu Merah, Truk Tabrak Motor di Buleleng, Satu Orang Tewas
Terobos Lampu Merah, Truk Tabrak Motor di Buleleng, Satu Orang Tewas
Denpasar
Videografer Asal Perancis Kehilangan Barang Senilai Rp 330 Juta di Bali, 2 Pelaku Ditangkap
Videografer Asal Perancis Kehilangan Barang Senilai Rp 330 Juta di Bali, 2 Pelaku Ditangkap
Denpasar
Kapal Tanker di Perairan Buleleng Miring, KSOP Minta Evakuasi Endapan Minyak Dihentikan
Kapal Tanker di Perairan Buleleng Miring, KSOP Minta Evakuasi Endapan Minyak Dihentikan
Denpasar
Proyek Lift Kaca Pantai Kelingking Dihentikan, Warga Yakin Semesta Tak Mengizinkan
Proyek Lift Kaca Pantai Kelingking Dihentikan, Warga Yakin Semesta Tak Mengizinkan
Denpasar
Sampah yang Cemari Pantai di Bali Sebagian Besar dari Jawa Timur
Sampah yang Cemari Pantai di Bali Sebagian Besar dari Jawa Timur
Denpasar
PT Pos Bakal Antar BLT ke Rumah jika Penerima Tak Bisa Datang karena Sakit
PT Pos Bakal Antar BLT ke Rumah jika Penerima Tak Bisa Datang karena Sakit
Denpasar
Bali Desak Pengesahan RUU Masyarakat Adat, Sampaikan 6 Tuntutan demi Tanah Leluhur
Bali Desak Pengesahan RUU Masyarakat Adat, Sampaikan 6 Tuntutan demi Tanah Leluhur
Denpasar
Kelelahan dan Sesak Napas, Pendaki Perempuan Dievakuasi di Gunung Sanghyang
Kelelahan dan Sesak Napas, Pendaki Perempuan Dievakuasi di Gunung Sanghyang
Denpasar
Pria Asal Jakarta yang Hanyut di Ubud Ditemukan Meninggal
Pria Asal Jakarta yang Hanyut di Ubud Ditemukan Meninggal
Denpasar
Chatarina Muliana Perempuan Pertama Pimpin Kejati Bali: Tantangan Hukum di Sini Kompleks
Chatarina Muliana Perempuan Pertama Pimpin Kejati Bali: Tantangan Hukum di Sini Kompleks
Denpasar
Proyek Lift Kaca di Kelingking Beach Nusa Penida Dihentikan Sementara, Perizinan Masih Bolong-bolong
Proyek Lift Kaca di Kelingking Beach Nusa Penida Dihentikan Sementara, Perizinan Masih Bolong-bolong
Denpasar
Pria Asal Jakarta Hanyut di Sungai Ubud Bali Usai Terjatuh dari Motor
Pria Asal Jakarta Hanyut di Sungai Ubud Bali Usai Terjatuh dari Motor
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau