Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah yang Cemari Pantai di Bali Sebagian Besar dari Jawa Timur

Kompas.com - 03/11/2025, 05:16 WIB
Ni Ketut Sudiani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengungkapkan bahwa sebagian besar sampah yang mencemari pantai di Bali berasal dari Jawa Timur.

Selain itu, sampah juga terbawa arus dari Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

“Setiap tahun, di musim hujan lebat, Bali tidak hanya kotor karena sampah yang kita hasilkan sendiri, tetapi juga kedatangan sampah kiriman dari luar daerah. Ini sudah menjadi siklus tahunan, khususnya antara Desember hingga Februari,” ungkap Koster.

Menurut Koster, arus laut selama musim penghujan menyebabkan material sampah terbawa hingga ke perairan selatan Bali dan akhirnya menumpuk di pesisir.

Baca juga: Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita

Pernyataan tersebut disampaikan Koster saat apel kesiapan penanganan sampah di Baruna Shelter, Pantai Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (2/11/2025).

Koster menjelaskan bahwa apel siaga ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Bali untuk mengantisipasi fenomena sampah kiriman.

Dengan diadakannya apel ini, Koster berharap dapat mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi potensi meningkatnya volume sampah kiriman yang rutin terjadi setiap musim hujan.

“Pantai Kuta adalah etalase pariwisata Bali. Tempat wisatawan asing dan domestik menikmati keindahan alam kita. Jangan sampai keindahan itu terganggu oleh tumpukan sampah yang membuat pantai terlihat jorok dan kotor,” jelas Koster.

Ia juga meminta Pemerintah Kabupaten Badung menyiapkan fasilitas dan petugas kebersihan yang siaga setiap saat, khususnya di kawasan pantai sepanjang 20 kilometer yang menjadi titik rawan timbunan sampah kiriman.

Baca juga: 7,2 Ton Sampah Diangkut dari Kawasan Pantai Tanjung Aan NTB

“Dengan adanya kesiapsiagaan yang kita lakukan hari ini, begitu sampah datang tidak perlu menunggu waktu lama. Langsung dikerjakan, langsung diselesaikan supaya cepat bersih lagi,” kata Koster.

Selama ini, penanganan sampah sering kali dilakukan secara reaktif, yaitu baru dilakukan ketika tumpukan sampah sudah menimbulkan keluhan dari wisatawan maupun masyarakat.

“Kita tidak mau lagi kelabakan. Kita harus melakukan mitigasi sejak awal agar penanganannya cepat dan efektif. Bali adalah destinasi wisata dunia, jadi kebersihan harus dijaga,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq pernah memperkirakan bahwa jumlah sampah kiriman di pesisir Bali pada 2024-2025 akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Gara-gara Sampah, Warga Sekitar Cipeucang Harus Hidup Bergantung Air Galon

Peningkatan jumlah sampah tersebut dipicu pertumbuhan penduduk dan aktivitas yang tidak ramah lingkungan.

Selain sampah dari Pulau Jawa, Hanif juga menyebutkan bahwa sampah kiriman di Bali berasal dari negara lain, meskipun ia tidak merinci asal negara tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Videografer Asal Perancis Kehilangan Barang Senilai Rp 330 Juta di Bali, 2 Pelaku Ditangkap
Videografer Asal Perancis Kehilangan Barang Senilai Rp 330 Juta di Bali, 2 Pelaku Ditangkap
Denpasar
Kapal Tanker di Perairan Buleleng Miring, KSOP Minta Evakuasi Endapan Minyak Dihentikan
Kapal Tanker di Perairan Buleleng Miring, KSOP Minta Evakuasi Endapan Minyak Dihentikan
Denpasar
Proyek Lift Kaca Pantai Kelingking Dihentikan, Warga Yakin Semesta Tak Mengizinkan
Proyek Lift Kaca Pantai Kelingking Dihentikan, Warga Yakin Semesta Tak Mengizinkan
Denpasar
Sampah yang Cemari Pantai di Bali Sebagian Besar dari Jawa Timur
Sampah yang Cemari Pantai di Bali Sebagian Besar dari Jawa Timur
Denpasar
PT Pos Bakal Antar BLT ke Rumah jika Penerima Tak Bisa Datang karena Sakit
PT Pos Bakal Antar BLT ke Rumah jika Penerima Tak Bisa Datang karena Sakit
Denpasar
Bali Desak Pengesahan RUU Masyarakat Adat, Sampaikan 6 Tuntutan demi Tanah Leluhur
Bali Desak Pengesahan RUU Masyarakat Adat, Sampaikan 6 Tuntutan demi Tanah Leluhur
Denpasar
Kelelahan dan Sesak Napas, Pendaki Perempuan Dievakuasi di Gunung Sanghyang
Kelelahan dan Sesak Napas, Pendaki Perempuan Dievakuasi di Gunung Sanghyang
Denpasar
Pria Asal Jakarta yang Hanyut di Ubud Ditemukan Meninggal
Pria Asal Jakarta yang Hanyut di Ubud Ditemukan Meninggal
Denpasar
Chatarina Muliana Perempuan Pertama Pimpin Kejati Bali: Tantangan Hukum di Sini Kompleks
Chatarina Muliana Perempuan Pertama Pimpin Kejati Bali: Tantangan Hukum di Sini Kompleks
Denpasar
Proyek Lift Kaca di Kelingking Beach Nusa Penida Dihentikan Sementara, Perizinan Masih Bolong-bolong
Proyek Lift Kaca di Kelingking Beach Nusa Penida Dihentikan Sementara, Perizinan Masih Bolong-bolong
Denpasar
Pria Asal Jakarta Hanyut di Sungai Ubud Bali Usai Terjatuh dari Motor
Pria Asal Jakarta Hanyut di Sungai Ubud Bali Usai Terjatuh dari Motor
Denpasar
Cedera, Empat Pendaki Gunung Batukaru Tabanan Dievakuasi Basarnas
Cedera, Empat Pendaki Gunung Batukaru Tabanan Dievakuasi Basarnas
Denpasar
Hingga Oktober 2025, Pungutan Wisatawan Asing di Bali Tembus Rp 318 Miliar
Hingga Oktober 2025, Pungutan Wisatawan Asing di Bali Tembus Rp 318 Miliar
Denpasar
Parta Ungkap Alasan Mengapa RUU Masyarakat Adat Lama Tak Disahkan
Parta Ungkap Alasan Mengapa RUU Masyarakat Adat Lama Tak Disahkan
Denpasar
Pria di Tabanan Tikam Selingkuhan di Penginapan gara-gara Sakit Hati Korban Bersikap Dingin
Pria di Tabanan Tikam Selingkuhan di Penginapan gara-gara Sakit Hati Korban Bersikap Dingin
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau