Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen IPB Ungkap Penyebab Ubi Bikin Kentut dan Siapa yang Harus Batasi Konsumsinya

Kompas.com - 11/08/2025, 12:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com – Bagi sebagian orang, makan ubi sering berujung pada perut kembung dan rasa ingin buang gas lebih sering. Fenomena ini bukan sekadar cerita lucu, tetapi ada penjelasan ilmiahnya.

Dosen bidang gizi Universitas IPB, Annisa Rizkiriani, SGz, MSi, menjelaskan bahwa efek tersebut disebabkan oleh kandungan karbohidrat kompleks dan serat larut dalam ubi, terutama oligosakarida seperti raffinose dan stakiosa.

“Oligosakarida ini tidak dapat dicerna oleh enzim di saluran cerna bagian atas, sehingga difermentasi oleh bakteri di usus besar. Proses fermentasi inilah yang menghasilkan gas seperti hidrogen, metana, dan karbon dioksida,” kata Annisa, seperti dikutip dari laman IPB University, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: Apakah Ubi Jalar Tinggi Karbohidrat? Berikut Penjelasannya…

Kandungan gizi ubi jalar

Meski dapat memicu produksi gas, ubi, terutama ubi jalar (Ipomoea batatas), memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.

Dalam 100 gram ubi jalar, terdapat sekitar 3 gram serat pangan, karbohidrat kompleks, vitamin A (beta-karoten pada ubi jalar oranye), vitamin C, kalium, vitamin B6, antioksidan seperti flavonoid dan senyawa fenolik, serta protein sekitar 1–2 gram.

“Ubi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti menjaga pencernaan berkat seratnya dan meningkatkan imunitas tubuh berkat kandungan beta-karoten dan vitamin C,” ujarnya.

Kandungan kalium pada ubi juga bermanfaat membantu menurunkan tekanan darah.

Sementara itu, jenis ubi dengan indeks glikemik sedang hingga rendah dapat membantu mengontrol kadar gula darah.

“Ubi juga bersifat antioksidan dan antiinflamasi alami,” tambahnya.

Baca juga: Apakah Ubi Jalar Lebih Sehat dari Nasi? Berikut Penjelasannya…

Siapa yang dianjurkan mengonsumsi ubi

Annisa yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi Sekolah Vokasi Universitas IPB menyebut, ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita konstipasi karena kandungan seratnya.

“Penderita hipertensi akan mendapat manfaat dari kandungan kalium, dan penderita diabetes tipe 2 dapat mengonsumsi ubi jalar berindeks glikemik rendah dalam porsi terkontrol,” jelasnya.

Selain itu, kandungan vitamin A dan C dalam ubi dapat membantu orang dengan imunitas rendah, sedangkan antioksidan di dalamnya mendukung pencegahan penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.

Baca juga: Apakah Boleh Makan Ubi Jalar Setiap Hari? Berikut Penjelasannya…

Kelompok yang perlu membatasi konsumsi ubi

Meski kaya manfaat, Annisa mengingatkan ada kelompok yang perlu membatasi konsumsi ubi.

“Penderita gangguan ginjal, terutama yang fungsi ekskresi kaliumnya terganggu, sebaiknya membatasi konsumsi. Begitu juga dengan penderita sindrom iritasi usus karena oligosakarida bisa memicu gas, kembung, atau diare,” terangnya.

Ia menambahkan, orang dengan kadar gula darah yang sangat tidak terkendali, serta penderita batu ginjal oksalat juga sebaiknya berhati-hati.

“Beberapa jenis ubi tinggi oksalat, yang dapat memperburuk kondisi batu ginjal,” pungkasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau