Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balikpapan Tawari Investor Asing dan Domestik Bangun Proyek Desalinasi Air Laut

Kompas.com - 17/10/2024, 13:44 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Kota Balikpapan giat melakukan langkah-langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan air bersih warganya yang diprediksi terus bertambah hingga satu juta orang seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Salah satu langkah strategis itu adalah menjalin kerja sama antara Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun jaringan pipa transmisi dari Intake Sepaku menuju Balikpapan.

Estimasi anggaran ditaksir sekitar Rp 2 triliun untuk membangun jaringan pipa transmisi tersebut bila kelak Intake Sepaku beroperasi.

Seraya menunggu pembahasan yang terus berprogres tersebut, PTMB juga pro-aktif melakukan market sounding proyek desalinasi air laut ke pasar domestik dan mancanegara.

Baca juga: PTMB Minta Prabowo Jadikan SPAM Regional Balikpapan Proyek Strategis Nasional

Direktur Utama Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) Yudhi Saharuddin mengungkapkan, ada sejumlah negara dan perusahaan dalam negeri yang tertarik menjadi investor proyek penghilangan komponen mineral dari air asin itu.

"Di antaranya dari Uni Emirat Arab (UEA), China, Singapura, dan Korea Selatan, dan perusahaan domestik yang memiliki teknologi desalinasi sebagai pemrakarsa. Terdapat 10 proposal yang sudah masuk dan menyatakan minat yang dituangkan dalam Letter of Intent (LoI)," ungkap Yudhi menjawab Kompas.com.

Dalam mengembangkan proyek desalinasi air laut untuk memenuhi kebutuhan air baku ini, PTMB terus melakukan pembahasan dan diskusi lanjutan terkait mekanisme investasi, model bisnis, pelaksanaan pembangunan, dan perhitungan cakupan pelayanan.

"Nilai investasinya masih dihitung. Namun, yang pasti eksekusi proyek dan mulai beroperasi melayani warga Balikpapan dan kalangan industri pada Tahun 2025," ucap Yudhi.

Pada saat yang sama, PTMB juga melakukan studi kelayakan untuk perpipaan transmisi air baku yang bersumber dari Sungai Mahakam Ulu.

Namun, untuk merealisasikan proyek ini, dana investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 4 triliun.

Kendati lebih mahal, Yudhi yakin, poryek ini secara jangka panjang akan lebih efesktif dalam memenuhi kebutuhan air warga maupun kalangan industri yang beroperasi di Balikpapan.

Baca juga: Kabar Terbaru Taksi Terbang IKN, Masuk Tahapan Transfer Teknologi

Saat ini, PTMB masih memiliki sumber air baku di Waduk Manggar dan Waduk Teritip sebagai waduk tadah hujan.

Sebanyak 116.000 pelanggan terlayani dengan kondisi kapasitas produksi air bersih sekitar 1.500 liter/detik.

Rinciannya 1.100 liter per detik dari Waduk Manggar, dan 400 liter per detik dari Waduk Teritip.

Di sisi lain, terbatasnya sumber air baku dan perpipaan yang rentan bocor dimakan usia dan perubahan iklim menjadi kendala yang belum tertuntaskan hingga kini.

Yudhi mencontohkan saat El Nino beberapa waktu lalu mengakibatkan penurunan kapasitas produksi, yang berdampak pada penurunan debit air di waduk Manggar dan Teritip.

Namun saat ini musim penghujan datang, artinya ini anugerah juga karena kami bisa meningkatkan produksi air hingga 100 persen.

Baca juga: Istana Garuda Bakal Diresmikan Prabowo, Seperti Apa Interiornya?

"Kendati begitu, peningkatan produksi kapasitas 100 persen itu pun belum bisa memenuhi kebutuhan eksisting layanan air di Kota Balikpapan, sehingga kami harus melakukan upaya rekayasa penggiliran distribusi air," cetus Yudhi.

Sementara kondisi pipa transmisi yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, membutuhkan penanganan lebih serius demi efektivitas dan efisiensi distribusi kepada pelanggan.

"Tentunya kami harus hati-hati karena topografi Kota Balikpapan yang berbukit dan mudah longsor. Ini juga biasanya mengakibatkan beberapa pipa mengalami kerusakan. Kami sudah melakukan antisipasi dan perbaikan," tuntas Yudhi.

 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau