Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Healing" di IKN, Temukan Keindahan Alam dan Budaya Nusantara

Kompas.com - 14/05/2025, 10:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com – Bukan clubbing atau rebahan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non-ASN di Ibu Kota Nusantara (IKN) memilih cara unik untuk mengisi libur panjang mereka.

Mereka menggelar "Jelajah Keindahan Nusantara" ke Gunung Parung pada Senin (12/5/2025), sebagai wujud healing di IKN atau rehat sejenak dari rutinitas.

Sebanyak 18 peserta dan 4 tour guide lokal dari Pokdarwis Hutan Adat Suku Balik Sepaku (HASBS) memulai pendakian pukul 02.53 WITA dini hari, seraya diterpa gerimis namun dengan semangat membara.

Baca juga: Sepaku, Gerbang Utama IKN Menuju Wajah Baru, Ditata dengan Dana APBN

Tujuan mereka adalah Puncak Gunung Parung, salah satu permata tersembunyi di IKN yang menjanjikan panorama luar biasa.

"Yuk kita bareng-bareng healing, pokoknya keren dan seru walaupun tadi naiknya merosot-merosot karena agak licin, tapi teman-teman kompak banget dan semua peserta berhasil naik," seru Iroh, dalam keterangannya kepada Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

Lautan Kabut IKN dari Puncak Gunung

Meski tak dapat menyaksikan matahari terbit secara langsung, perjuangan para ASN dan Non-ASN ini terbayar lunas.

Pemandangan IKN yang diselimuti lautan kabut dari ketinggian Gunung Parung sukses membuat mereka terpesona. Sebuah perspektif langka dan menakjubkan dari calon ibu kota baru Indonesia.

"Makasih ya udah ajak ke Gunung Parung, jangan lupa ajak-ajak lagi di kegiatan selanjutnya," ungkap Kartika.

Baca juga: Benarkah UMKM Digusur Demi Ibu Kota Kelas Dunia IKN? Ini Faktanya

Sepanjang perjalanan, suara alam seolah menjadi orkestra penyambut. Di antara pepohonan rimbun, terdengar lengkingan khas Owa Kalimantan (hylobates muelleri), spesies yang kini berstatus terancam punah.

Suara ikoniknya bukan hanya penanda kehadiran, tetapi juga pengingat akan urgensi menjaga kelestarian habitat alaminya di tengah pembangunan IKN.

Tak hanya menikmati keindahan, para peserta dan Pokdarwis juga menunjukkan kepedulian nyata terhadap lingkungan.

Mereka bahu-membahu mengumpulkan sampah yang ditinggalkan pendaki sebelumnya, membawanya turun, dan membuangnya pada tempat yang semestinya.

Sebuah aksi kecil namun berdampak besar dalam menjaga kelestarian alam Nusantara.

Namun, di balik keindahan alam yang memukau, terselip fakta menyedihkan yang diungkapkan oleh Arman, perwakilan Pokdarwis HASBS.

Baca juga: Jatim Tanam Pohon Majapahit di IKN, Simbol Sinergi Rp 1 Triliun

Menurutnya, produksi madu hutan di kawasan Gunung Parung kini kian menurun drastis!

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau