JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PT PLN, Yusuf Didi Setiarto, mengatakan sektor transisi energi membutuhkan 11.000 sumber daya manusia (SDM) per tahunnya.
Oleh sebab itu, PLN menggandeng Institut Teknologi PLN (ITPLN) untuk membuka peluang pekerjaan hijau atau green jobs dari dunia pendidikan. Para mahasiswa dididik dalam memahami transisi energi melalui kurikulum hijau.
"Ini bagian dari kontribusi kami melalui ITPLN, spesifik di sini. Kami menyiapkan tenaga kerja yang siap untuk masuk dunia kerja, karena butuh 11.000 per tahun untuk mengisi lowangan kerja di transisi energi," ungkap Didi saat ditemui di kampus ITPLN, Jakarta Barat, Selasa (2/9/2025).
Menurut dia, PLN juga berencana menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan SMA unggulan, salah satunya SMA Taruna Nusantara. Siswa SMA yang tertarik, nantinya bisa melanjutkan kuliah di ITPLN.
"Kami akan bangun komunikasi dan bikin MoU dengan Taruna Nusantara dan sekolah sejenis TN, sekolah-sekolah unggulan. Sehingga manusia-manusia yang bersekolah di sini, yang berkembang di sini makin hari makin kualitasnya makin baik," jelas Didi.
Baca juga: Peluang Green Jobs di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Sementara itu, Rektor ITPLN, Iwa Garniwa, menyampaikan bahwa pihaknya kini berfokus pada peningkatan kualitas mahasiswa. Iwa mengakui, SDM yang berkompeten masih terbatas di tengah terbukanya peluang green jobs di dunia.
"Jadi yang kami lakukan adalah pertama (peningkatan) kualitasnya, berikutnya mau kami tingkatkan kuantitas karena ada keterbatasan, memang tantangan masa depan seperti itu," ucap Iwa.
ITPLN sendiri memiliki fakultas khusus terkiut teknologi ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, teknologi bisnis dan energi, hingga teknologi infrastruktur dan kewilayahan.
"Jadi memang arahnya ke energi dan penerapan teknologi bernuanasa lingkungan intinya di situ kami membangunnya. Maka PLN percaya kepada kami bahwa ini akan mengisi transisi energi kita," imbuh dia.
Sebanyak 109 mahasiswa resmi bergabung dalam ikatan kerja 2025 PLN. Menurut Didi, program ikatan kerja ini dirancang menyerupai proses rekrutmen pegawai dengan total 150 kuota yang disediakan.
Mereka adalah peserta terpilih dari total 5.265 pendaftar yang menjalani proses seleksi berlapis, mulai dari tes akademik, Bahasa Inggris, psikotes, serta kesehatan fisik dan laboratorium.
"Nanti kalau mereka memenuhi syarat yang ada di dalam perjanjian, mereka akan menjadi pegawai PLN," sebut Didi.
Program tersebut telah berlangsung selama tiga tahun dan akan terus dilanjutkan. PLN berkomitmen merekrut sekitar 250 mahasiswa ITPLN setiap tahunnya melalui skema ini. Dengan demikian, peluang tetap terbuka bagi mahasiswa lain yang belum berhasil lolos seleksi.
Baca juga: Kemenaker Dorong Green Skills lewat Employment of the Future
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya