Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desak KKP Cabut Izin Reklamasi karena Rusak Ekosistem Pulau Pari

Kompas.com - 18/10/2025, 13:31 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3), Mustaghfirin, mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencabut izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut atau PKKPRL di wilayahnya. Pasalnya, proyek itu merusak ekosistem mangrove dan padang lamun.

"Ada kerusakan lingkungan yang cukup hebat saat ini terjadi, ketika terjadi reklamasi pengerukan pasir di area tersebut. Di sana ada padang lamun, mangrove, karang, dan ekosistem lain," kata Mustaghfirin saat dihubungi, Jumat (17/10/2025).

Ia dan warga Pulau Pari tak ingin, mangrove dan lamun yang puluhan tahun hidup rusak begitu saja karena pasir yang dikeruk terus-menerus.

"Karena itu bukan cuman sekedar tempat habitat ikan, pencegahan abrasi, tetapi juga penyerap karbon terbaik juga," imbuh dia.

Baca juga: 4 dari 190 IUP yang Dibekukan Dibuka, Lainnya Bisa Menyusul Asal Bayar Jaminan Reklamasi

Reklamasi juga dinilai mempersempit ruang nelayan mencari ikan di air dangkal. Pendapatan mereka menurun hingga 70 persen.

Mustaghfirin dan beberapa warga sempat menggelar aksi penyampaian pendapat di KKP. Beberapa perusahaan masih mereklamasi salah satu pulau di Kepulauan Seribu ini.

"Kami menuntut sebagai masyarakat Pulau Pari itu tolong cabut PKKRL dan jangan sampai lagi ada terbit izin-izin yang baru di gugusan Pulau Pari," tutur dia.

Kini, pihaknya masih menunggu respons KKP terkait tuntutan pencabutan PKKPRL reklamasi Pulau Pari.

"Kami menunggu respons dari KKP sendiri dalam 10 hari, apa yang mereka lakukan setelah kami datang ke depan pintu gerbang mereka untuk menyampaikan aspirasi sebagai masyarakat Pulau Pari," jelas Mustaghfirin.

Mengutip laman Greenpeace Indonesia, warga Pulau Pari turut mendeesak penghentian pemberian izin PKKPRL secara serampangan yang mengeksploitasi ruang laut, merusak ekosistem dan mengancam kehidupan.

Baca juga: Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Meminta pemulihan ekosistem Pulau Pari melalui rehabilitasi mangrove, lamun, terumbu karang dan pesisir secara partisipatif bersama masyarakat. Terakhir, melindungi dan memberdayakan masyarakat Pulau Pari sebagai penjaga ekosistem laut berkelanjutan.

Ditemui secara terpisah, Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut KKP, Kartika Listriana, mengatakan pihaknya sudah melakukan mediasi dengan warga. Ia menyatakan tengah mengevaluasi terkait PKKPRL di pulau tersebut.

"Sudah dimediasi kan, tim sudah ke lapangan juga," ungkap Kartika di Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025).

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau