KALIMANTAN BARAT, KOMPAS.com - Seorang petani dari Desa Kenanga, Disri Prigitta, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, menyebut, keriang atau tonggeret sudah menghilang hampir 20 tahun terakhir.
Dahulu, suara nyaring keriang menjadi pertanda bagi petani dari Desa Kenanga untuk tidak boleh pergi ke ladang karena padinya menguning.
Selama periode pelarangan untuk pergi ke ladang, para petani dari Desa Kenanga mengisi waktu dengan bermain gasing dari kayu.
"Pamali-nya sakit sampai meninggal, meski sebenarnya itu takut kalau ke ladang petani mematahkan bulir padinya," ujar Disri di rumahnya, Kamis (23/102/2025).
Baca juga: Plastik Marak dalam Pertanian, Serasah Tersisih Meski Lebih Ramah Lingkungan
Saat padi di ladang sudah mulai merunduk, yang menjadi pertanda bulir padinya sudah berisi, matang, dan siap untuk dipanen, mereka sudah diperbolehkan datang ke ladang. Bahkan, petani dari Desa Kenanga memahami perbedaan bunyi suara nyaring keriang yang menunjukkan padi di ladang sudah merunduk.
"Bunyinya lain (antara pertanda petang dilarang ke ladang dan sudah diperbolehkan)," tutur Disri.
Keriang juga kerap diburu warga Desa Kenanga untuk dimakan. Menurut Disri, rasa daging keriang seperti belalang pada umumnya. Ketika keriang lenyap, tradisi gasing ikut menghilang. Gasing terbuat dari kayu belian atau kayu ulin yang kuat dan awet.
Selain mudah ditemukan, kayu belian dipilih sebagai bahan gasing lantaran aturan pertandingan. Ini mengingat pemenang permainan tersebut justru pemilik gasing yang tetap bisa bertahan dengan terus berputar meski telah dipukul gasing lawan.
Gasing, yang dulunya ramai dimainkan di dekat sungai, kini sudah tidak ada lagi di Desa Kenanga.
Koordinator Green Livehoods Alliance (GLA 2.0) Tropenbos Indonesia, Gusti Suganda mengatakan, ketiadaan keriang menandakan terjadi perubahan tutupan hutan di sekitar Desa Kenanga.
Ketiadaan keriang juga mencerminkan adanya ketidakseimbangan ekosistem hutan di sekitar Desa Kenanga.
"Keriang seperti musuh alami lah bagi hama tanaman. Keanekaragaman hayati di sana juga sudah banyak perubahan," ucapnya, Minggu (26/10/2025).
Populasi keriang tertekan akibat semakin menyempitnya habitatnya seiring banyaknya perubahan tutupan hutan.
Mulanya, perubahan tutupan di hutan Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Ketapang, terjadi seiring dengan alih fungsi lahan untuk budi daya karet dan kopi.
Namun, dalam satu dekade terakhir, ekspansi kelapa sawit sangat memperburuk perubahan tutupan hutan di Kabupaten Ketapang.
"Jadi, sebenarnya (menghilangnya keriang) belum (sampai) ke- 20 tahun. Tapi, keriang itu memang perubahannya juga tidak selalu di sepanjang musim ya, karena keriang juga menjadi makanan masyarakat sini," ujar Gusti.
Menurut Gusti, perubahan tutupan hutan memang berdampak terhadap sosial-budaya masyarakat adat Dayak. Apalagi, berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat adat Dayak erat kaitannya dengan hutan.
Keriang yang ditemukan di salah satu penginapan di Desa Mekar Raya, Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Minggu (26/10/2025).Namun, keriang masih sering ditemukan di Desa Mekar Raya — tetangga Desa Kenanga — , Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang. Keriang kerap masuk ke rumah warga Desa Mekar Raya. Meski juga terancam dengan ekspansi kelapa sawit, kondisi hutan di Mekar Raya lebih baik daripada di Desa Kenanga.
Baca juga: Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat
"Ekosistemnya masih cukup terjaga (di Desa Mekar Raya). Cuma kan karena ini tadi, ekosistemnya mungkin sudah berubah ya. Orang buka (lahan untuk tanam) sawit ya, otomatis nanti larinya (keriang) ke rumah-rumah itu. Kalau malam-malam kan dia cenderung lebih fokus ke sinar cahaya lampu," tutur staf Tropenbos Indonesia untuk Desa Mekar Raya, Alvin.
Menurut Alvin, gasing sudah jarang dimainkan di Desa Mekar Raya saat warga menggelar acara.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya