KOMPAS.com - Stres adalah bagian dari kehidupan yang sulit dihindari, tapi kamu bisa mengelolanya untuk mencegah dampak yang lebih besar. Sebab, stres bisa memengaruhi kesehatan, termasuk siklus menstruasi.
Menurut Gabrielle Whitmore, MD, MBS, dokter obgyn di University of Colorado Anschutz Medical Campus, stres dapat mengacaukan hormon yang mengatur siklus haid.
Baca juga:
“Ketika stres, tubuh memproduksi lebih banyak kortisol. Hormon ini bisa memengaruhi kadar estrogen dan progesteron, sehingga haid menjadi tidak teratur,” ujar Whitmore, disadur dari SELF Magazine, Selasa (26/8/2025).
Meski stres tak bisa dihindari sepenuhnya, ada banyak cara untuk mengelolanya agar siklus menstruasi tetap sehat. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.
Stres bisa memengaruhi siklus menstruasi. Berikut tips mengelola stres agar siklus menstruasi tetap teratur dan tidak terganggu.Hobi tidak sekadar kegiatan pengisi waktu, tapi juga bentuk terapi yang ampuh untuk mencegah stres.
Menurut psikolog kesehatan dari Inception Fertility, Alice Domar, PhD, pentingnya meluangkan waktu untuk aktivitas yang membuat kita bahagia.
“Ketika kamu fokus pada sebuah hobi, seperti membaca, melukis, atau merakit puzzle, otak kamu tidak punya ruang untuk memikirkan hal-hal yang membuat stres,” jelas Domar.
Studi menunjukkan, orang yang aktif menjalani hobi cenderung memiliki tingkat stres lebih rendah, risiko depresi lebih kecil, dan tingkat kepuasan hidup lebih tinggi.
Dengan demikian, tak ada salahnya menyisihkan setidaknya satu jam per minggu untuk melakukan hal yang benar-benar kamu sukai.
Baca juga:
Stres bisa memengaruhi siklus menstruasi. Berikut tips mengelola stres agar siklus menstruasi tetap teratur dan tidak terganggu.Olahraga terbukti menjadi salah satu cara paling efektif untuk menurunkan stres. Saat bergerak, tubuh melepaskan endorfin, zat kimia alami yang membantu meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan.
“Olahraga tidak harus berat. Jalan kaki selama 10 menit saja sudah bisa membuat pikiran lebih tenang,” ucap Domar.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan setidaknya 150 menit olahraga intensitas sedang per minggu.
Namun, kuncinya bukan pada lamanya waktu, melainkan konsistensi dan jenis aktivitas yang disukai, seperti yoga dan bersepeda, atau bahkan zumba.