KOMPAS.com — Banyak yang percaya bahwa masa-masa awal pernikahan, terutama di bawah 10 tahun, adalah periode paling rawan konflik dan perceraian. Namun, benarkah demikian?
Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog mengatakan, memang ada beberapa penelitian yang menunjukkan, pernikahan yang masih berusia di bawah 7 hingga 10 tahun berisiko mengalami ketegangan.
Akan tetapi, hal ini tidak bisa dijadikan ukuran mutlak untuk semua pasangan.
“Sebenarnya ada beberapa penelitian yang mengungkap bahwa pernikahan di bawah 7 atau 10 tahun sangat berisiko, tetapi ini tidak bisa dipukul rata di setiap hubungan,” kata Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (27/10/2025).
Baca juga: Fenomena Cerai Baik-baik atau Adult Divorce di Kalangan Artis, Ini Kata Sosiolog
Menurut Winona, perbedaan budaya dan kondisi sosial-ekonomi turut memengaruhi seberapa besar risiko konflik dalam sebuah pernikahan.
Faktor lingkungan, gaya hidup, dan nilai-nilai keluarga di setiap negara juga memiliki peran besar.
“Sebab, satu negara dengan negara lainnya bisa berbeda dari segi sosial-ekonomi, budaya pun berbeda. Saya rasa risiko itu akan terus ada di setiap negara dan daerah, hanya besaran persentasenya yang berbeda-beda,” ujarnya.
Artinya, pasangan yang tinggal di lingkungan dengan tekanan ekonomi tinggi atau nilai budaya yang kaku bisa mengalami dinamika rumah tangga yang berbeda dibandingkan mereka yang hidup di wilayah lebih terbuka dan stabil.
Baca juga: Raisa Gugat Cerai Hamish Daud, Psikolog Jelaskan Mengapa Perceraian Bukan Kegagalan
Ilustrasi pasangan.Hubungan pernikahan sejatinya baru dimulai setelah akad atau pesta resepsi selesai, ini adalah proses pembelajaran seumur hidup.
“Saat kita punya pasangan, sebenarnya seumur hidup kita dan pasangan adalah pembelajaran. Meskipun sudah 15 tahun bersama, bisa saja salah satunya baru menemukan kebiasaan atau pola perilaku tertentu dari pasangannya,” tuturnya.
Oleh sebab itu, tidak jarang pasangan yang sudah puluhan tahun menikah tiba-tiba memutuskan untuk berpisah.
Baca juga: Jangan Remehkan Perbedaan, Bisa Jadi Sumber Konflik dalam Hubungan
Menurut Winona, hal ini bisa terjadi karena munculnya hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahui atau disadari dalam diri pasangan.
Kemudian, pasangan tidak bisa beradaptasi dan tidak memiliki regulasi emosi yang baik untuk menghadapi pembelajaran tersebut.
“Hal ini yang membuat kita kaget ketika, misalnya public figure, sudah berpuluh-puluh tahun menikah tapi memutuskan untuk bercerai. Penyebabnya bisa karena muncul pembelajaran baru itu,” katanya.
Meski tidak ada waktu pasti yang menentukan sebuah pernikahan akan berhasil atau gagal, Winona menjelaskan, tahun-tahun awal, khususnya di bawah 10 tahun, memang menjadi masa adaptasi yang paling menantang.