MEDAN, KOMPAS.com - Virus Human Metapneumovirus (HMPV) mulai masuk ke Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumatera Utara melakukan beberapa upaya pencegahan.
Salah satunya adalah memastikan bahwa sebelum kereta api beroperasi, harus dicuci dengan bahan yang mampu memusnahkan berbagai bentuk kuman.
"Sebagai langkah pencegahan, KAI memastikan sebelum KA beroperasi setiap harinya, eksterior maupun interior selalu dicuci dengan bahan-bahan yang dapat membunuh kuman. Selain itu, dilakukan juga fumigasi pada rangkaian KA," ujar Manajer Humas PT KAI Divre I Sumut, Anwar Solikhin, dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/1/2025).
Baca juga: Virus HMPV Masuk Indonesia, Tak Ada Perubahan Aturan Naik Kereta
Kemudian, kata Anwar, bila saat perjalanan penumpang merasa kurang sehat, maka bisa langsung menghubungi petugas agar bisa dilakukan pemeriksaan kesehatan.
"KAI Divre I Sumut menyiapkan 4 pos kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh penumpang, yaitu di Stasiun Medan, Tebing Tinggi, Kisaran, dan Rantau Prapat. Selain itu, juga terdapat Klinik Kesehatan milik KAI di sekitar stasiun yang dapat dimanfaatkan para penumpang KA untuk melakukan pemeriksaan, yakni Klinik Kesehatan Binjai dan Siantar," ujar Anwar.
Lalu, kata Anwar, saat ini pemerintah juga belum mengeluarkan aturan baru untuk syarat naik kereta api, sehingga aturan naik kereta api yang sebelumnya masih berlaku.
"Saat ini, penumpang hanya perlu menunjukkan kepemilikan tiket boarding pass yang sesuai dengan identitas diri dan tujuan. Penumpang juga tidak perlu menunjukkan hasil tes COVID-19 atau sertifikat vaksin, serta tidak diwajibkan menggunakan masker," ujarnya.
Kendati demikian, Anwar memastikan pihaknya terus berkomitmen menyediakan transportasi yang sehat, aman, dan nyaman bagi para penumpang.
Namun apabila nanti ada kebijakan baru terkait HMPV, pihaknya siap mendukung seluruh kebijakan pemerintah.
"Divre I Sumut juga mengimbau para penumpang KA tidak perlu khawatir dengan virus HMPV yang sudah masuk ke Indonesia, karena pihak KAI selalu mengutamakan keselamatan penumpang dan ketentuan yang berlaku dari pemerintah," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa HMPV bukan virus baru dan tidak berbahaya.
Kata Budi, virus yang akhir-akhir ini menjadi sorotan di China, ternyata sudah lama ada di Indonesia.
Seluruh kasus yang ditemukan di Indonesia melibatkan anak-anak, namun masyarakat diminta untuk tidak panik.
“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Saya melihat data dari beberapa laboratorium, dan memang ada beberapa anak yang terkena HMPV,” ujar Budi dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (6/1).
Budi menjelaskan bahwa virus ini berbeda dengan COVID-19.
Baca juga: Dinkes Kota Pasuruan Maksimalkan Kader Kesehatan dan Medsos Sosialisasi Cegah HMPV
HMPV adalah virus lama yang mirip dengan flu dan telah dikenal oleh sistem imun manusia sejak lama.
“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV sudah ada sejak 2001 dan telah menyebar di seluruh dunia. Selama ini, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan,” jelasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini