Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Virus HMPV, KAI Sumut Cuci Kereta dan Siapkan Posko Kesehatan

Kompas.com - 13/01/2025, 11:14 WIB
Rahmat Utomo,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Virus Human Metapneumovirus (HMPV) mulai masuk ke Indonesia.

Menyikapi hal tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumatera Utara melakukan beberapa upaya pencegahan.

Salah satunya adalah memastikan bahwa sebelum kereta api beroperasi, harus dicuci dengan bahan yang mampu memusnahkan berbagai bentuk kuman.

"Sebagai langkah pencegahan, KAI memastikan sebelum KA beroperasi setiap harinya, eksterior maupun interior selalu dicuci dengan bahan-bahan yang dapat membunuh kuman. Selain itu, dilakukan juga fumigasi pada rangkaian KA," ujar Manajer Humas PT KAI Divre I Sumut, Anwar Solikhin, dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/1/2025).

Baca juga: Virus HMPV Masuk Indonesia, Tak Ada Perubahan Aturan Naik Kereta

Kemudian, kata Anwar, bila saat perjalanan penumpang merasa kurang sehat, maka bisa langsung menghubungi petugas agar bisa dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"KAI Divre I Sumut menyiapkan 4 pos kesehatan yang bisa dimanfaatkan oleh penumpang, yaitu di Stasiun Medan, Tebing Tinggi, Kisaran, dan Rantau Prapat. Selain itu, juga terdapat Klinik Kesehatan milik KAI di sekitar stasiun yang dapat dimanfaatkan para penumpang KA untuk melakukan pemeriksaan, yakni Klinik Kesehatan Binjai dan Siantar," ujar Anwar.

Lalu, kata Anwar, saat ini pemerintah juga belum mengeluarkan aturan baru untuk syarat naik kereta api, sehingga aturan naik kereta api yang sebelumnya masih berlaku.

"Saat ini, penumpang hanya perlu menunjukkan kepemilikan tiket boarding pass yang sesuai dengan identitas diri dan tujuan. Penumpang juga tidak perlu menunjukkan hasil tes COVID-19 atau sertifikat vaksin, serta tidak diwajibkan menggunakan masker," ujarnya.

Kendati demikian, Anwar memastikan pihaknya terus berkomitmen menyediakan transportasi yang sehat, aman, dan nyaman bagi para penumpang.

Namun apabila nanti ada kebijakan baru terkait HMPV, pihaknya siap mendukung seluruh kebijakan pemerintah.

"Divre I Sumut juga mengimbau para penumpang KA tidak perlu khawatir dengan virus HMPV yang sudah masuk ke Indonesia, karena pihak KAI selalu mengutamakan keselamatan penumpang dan ketentuan yang berlaku dari pemerintah," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa HMPV bukan virus baru dan tidak berbahaya.

Kata Budi, virus yang akhir-akhir ini menjadi sorotan di China, ternyata sudah lama ada di Indonesia.

Seluruh kasus yang ditemukan di Indonesia melibatkan anak-anak, namun masyarakat diminta untuk tidak panik.

“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia. Saya melihat data dari beberapa laboratorium, dan memang ada beberapa anak yang terkena HMPV,” ujar Budi dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (6/1).

Budi menjelaskan bahwa virus ini berbeda dengan COVID-19.

Baca juga: Dinkes Kota Pasuruan Maksimalkan Kader Kesehatan dan Medsos Sosialisasi Cegah HMPV

HMPV adalah virus lama yang mirip dengan flu dan telah dikenal oleh sistem imun manusia sejak lama.

“Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV sudah ada sejak 2001 dan telah menyebar di seluruh dunia. Selama ini, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan,” jelasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Masinis Hampir Jadi Korban Lemparan Batu OTK di Medan, PT Railink: Pelaku Bisa Dipidana!
Masinis Hampir Jadi Korban Lemparan Batu OTK di Medan, PT Railink: Pelaku Bisa Dipidana!
Medan
Dari Juara Karate Asia lalu Kecelakaan Tragis di Jalan Tol Padang–Sicincin, Kisah Hidup Dhijey Lexsie
Dari Juara Karate Asia lalu Kecelakaan Tragis di Jalan Tol Padang–Sicincin, Kisah Hidup Dhijey Lexsie
Medan
Cerita Ayah tentang Dhijey, Juara Karate Internasional Korban Kecelakaan Bus ALS
Cerita Ayah tentang Dhijey, Juara Karate Internasional Korban Kecelakaan Bus ALS
Medan
Duka Ayah Fahri Akbar, Atlet Karate Tewas Kecelakaan Bus Terbalik di Padang: Terkejut, Tak Percaya...
Duka Ayah Fahri Akbar, Atlet Karate Tewas Kecelakaan Bus Terbalik di Padang: Terkejut, Tak Percaya...
Medan
Maling Lembu di Asahan Diamuk Massa: Mobil Motor Dibakar dan Nyaris Tewas
Maling Lembu di Asahan Diamuk Massa: Mobil Motor Dibakar dan Nyaris Tewas
Medan
Jukir Liar Pukul Ojol yang Tolak Bayar Parkir di Medan, Polisi Tangkap Pelaku
Jukir Liar Pukul Ojol yang Tolak Bayar Parkir di Medan, Polisi Tangkap Pelaku
Medan
Buruh Pabrik Kelapa Sawit di Simalungun Demo Tuntut Upah Lembur
Buruh Pabrik Kelapa Sawit di Simalungun Demo Tuntut Upah Lembur
Medan
Tunjangan Rumah DPRD Medan Capai Rp41 Juta, Wali Kota: Harus Jadi Evaluasi Semua
Tunjangan Rumah DPRD Medan Capai Rp41 Juta, Wali Kota: Harus Jadi Evaluasi Semua
Medan
Tawuran Berdarah di Belawan, 1 Remaja Tewas Tertembak dan 4 Orang Terluka
Tawuran Berdarah di Belawan, 1 Remaja Tewas Tertembak dan 4 Orang Terluka
Medan
Sebelum Meninggal, Jurnalis di Medan Diduga Sempat Terjatuh di Kamar Mandi
Sebelum Meninggal, Jurnalis di Medan Diduga Sempat Terjatuh di Kamar Mandi
Medan
Warga Medan Nyalakan Lilin dan Tabur Bunga untuk 10 Korban Unjuk Rasa, Jangan Lupakan Mereka
Warga Medan Nyalakan Lilin dan Tabur Bunga untuk 10 Korban Unjuk Rasa, Jangan Lupakan Mereka
Medan
Aksi Demo di Medan, Suarakan Hentikan Kriminalisasi dan Intimidasi Aktivis
Aksi Demo di Medan, Suarakan Hentikan Kriminalisasi dan Intimidasi Aktivis
Medan
Kronologi Tambang Batu Padas di Asahan Longsor dan Tewaskan 3 Pekerja
Kronologi Tambang Batu Padas di Asahan Longsor dan Tewaskan 3 Pekerja
Medan
Jurnalis di Medan Tewas dengan Luka-luka di Tubuh, Polisi Selidiki
Jurnalis di Medan Tewas dengan Luka-luka di Tubuh, Polisi Selidiki
Medan
Lokasi Tambang Batu Padas di Asahan Longsor, 3 Orang Tewas
Lokasi Tambang Batu Padas di Asahan Longsor, 3 Orang Tewas
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau